-->

Wau, Dua Siswa SMP Surabaya Ciptakan Celana Anti Perkosaan

02 Oktober, 2014, 09.28 WIB Last Updated 2014-10-02T02:28:46Z
SURABAYA - Terinspirasi maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak yang kerap membuat trauma para korban, dua siswa SMP Negeri 6 Surabaya, Jawa Timur, menciptakan celana dalam anti-perkosaan.

Si pencipta celana dalam itu adalah Aryo Seno Bagaskoro dan Ramadhan Putra Himawan, siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Surabaya.

Menurut Aryo, celana dalam yang diciptakannya bersama rekannya ini, berisi alarm otomatis yang terbuat dari rangkaian alat elektronik.

Alarm akan mengeluarkan bunyi apabila disentuh orang lain dan terlepas dari si pemakai. Sebab, alat itu menggunakan sakelar otomatis yang berhubungan dengan kulit si pemakainya.

Kreativitas ini merupakan hasil mempelajari pelajaran khusus tentang alat elektronik yang diajarkan di sekolah kedua siswa tersebut. Kedua siswa yang pernah menjadi mewakili Kota Surabaya dalam Asian Youth Forum 2014 ini, juga rajin membaca literatur tentang alat-alat elektronik.

Dari hasil mengotak-atik sebuah alat kecil berbentuk rangkaian elektronik dan kemudian dimasukkan ke dalam saku celana yang telah dimodifikasi khusus, maka jadilah sebuah celana dalam tersebut.

Celana dalam itu diklaim bisa menjadi alat pengaman bagi si pemakai dari pelaku pedofilia atau pelaku pencabulan anak di bawah umur.

"Alat ini sengaja kami buat, karena kami prihatin dengan kasus-kasus pelecehan seksual yang kerap menimpa anak-anak seusia kami. Jadi kami termotivasi membuat alat ini, agar pemakainya bisa terhindar dari kejahatan," kata Aryo.

Sayangnya, kata Aryo, alat tersebut hanya khusus untuk anak laki-laki saja. Lantas bagaimana dengan anak perempuan? "Karena kami hanya tahu model celana anak laki-laki saja. Kami tak tahu kondisi bentuk tubuh anak-anak perempuan, jadi kami tak bisa membuatnya," kata Aryo polos.

Meski begitu, kedua pelajar SMP Negeri 6 Surabaya ini mengaku ingin terus mengembangkan hasil ciptaannya itu. Terlebih lagi, hasil kreativitasnya itu mendapat dukungan dari pihak sekolah, sehingga kelak bisa diproduksi massal.

"Kami cukup senang bisa membuat alat seperti ini. Apalagi kami masih anak-anak, dan ternyata tidak kalah dengan kakak-kakak kita yang duduk di bangku SMA," katanya bangga.

Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Surabaya, Tri Wahyuni Handayani mengaku untuk saat ini, celana dalam hasil kreasi anak didiknya masih jauh dari sempurna.

"Masih perlu pengembangan hingga benar-benar bagus dan sempurna. Tapi ini merupakan langkah awal yang membanggakan dan harus didkung penuh." (merdeka)
Komentar

Tampilkan

Terkini