-->

Air Mata Eks Kombatan Aceh Singkil di Hari Milad GAM ke 38

03 Desember, 2014, 16.14 WIB Last Updated 2014-12-04T14:42:42Z
Diam bukan berarti takut sembunyi itu bukan pengecut,"Saya Panglima Singkil harus bicara tentang kinerja Doto Zaini yang terkesan nepotisme".

Mulai masa perang saya tunduk dan patuh kepada pimpinan, dari saya menjabat sebagai Wadan Operasi Daerah 2 Singkil, hingga menjadi Wapang Muda Daerah 2 Singkil.

Teruslah Aceh damai demi menyelamatkan rakyat yang tertindas, saya tetap ikuti apa perintah pimpinan di jajaran KPA Pusat, yaitu Wagub Aceh sekarang Tgk. H. Muzakir Manaf yang akrab kita panggil Mualem. Hari ini kami di Singkil terkesan dianak tirikan, apakah kami tidak diperlukan lagi.

Melalui tulisan ini saya sampaikan kepada Abu Doto di Banda Aceh agar jangan pernah melupakan perjuangan pahit kami di masa lalu. Wilayah Singkil bukanlah basis perjuangan GAM, Wilayah Singkil berada di perbatasan SUMUT. Di sini ada bermacam ragam suka adat dan budaya, tapi, insya Allah kami bisa menarik simpatik masyarakat untuk mendukung perjuangan suci.

Namun, ternyata pasca damai, kami tidak dianggap dan terkesan kami tidak ada apa apanya bagi Abu Doto. Semenjak awal perdamaian tahun 2005 sampai hari ini, kami menjaga apa yng telah disepakati oleh orang tua kami yaitu perdamaian yang abadi dan dengan harapan perdamaian yang akan mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan secara merata bagi kami yang di Singkil, begitu juga dengan kawan Eks Kombatan dan masyarakat di wilayah lain di seluruh Aceh.

Doto Zaini jangan mau enaknya saja, tapi anaknya diabaikan. Kami sudah capek, kami sudah jenuh dengan sikap Abu Doto yang egoistis dan nepotisme.

Besok, tanggal 4 Desember 2014 bertepatan dengan Hari Milad GAM ke 38. Air mata kami jatuh tak terbendung saat mengenang masa lalu kami, mengenang sahabat kami yang telah tiada.

Apa Abu Doto tahu itu,"Berapa orang TNA Singkil syahid, berapa orang sahabat kami yang cedera, berapa rumah kami yang dibakar ?"

Maka harapan kami hari ini "Doto harus berubah, buanglah jauh-jauh sikap kucing jantan yang ingin hidup sendiri tiada yang menemani".

Apapun yang saya tulis hari ini, karena inilah isi hati kami di Wilayah Ujung Aceh. Anak Negeri Singkil yang butuh perhatian dari pimpinan di Banda Aceh. Kami Eks Kombatan Subulussalam dan Aceh Singkil berharap Abu Doto berubah, Abu Doto harus melihat lebih jauh untuk masa depan Aceh.

Wilayah Subulussalam dan Singkil adalah wilayah yang tersisih dan luput dari perhatian pimpinan di Banda Aceh khususnya Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah.

Jika Abu Doto bertahan dengan sikapnya, yang sering membenarkan yang salah, sering mendengar bisikan, beliau anti kritik, anti saran, maka tunggulah kehancuran di tahun 2017 nanti.

Melalui tulisan yang singkat ini, tulisan apa adanya, karena inilah ungkapan ketulusan hati kami untuk mengingatkan pemimpin di Banda Aceh. Satu hal yang perlu Doto ingat, jika anak-anak yatim menanyakan kepada kami sampai dimana perjuangan almarhum ayahnya. Begitu pula, jika ada janda Eks Kombatan bertanya pada kami, sudah sampai dimana perjuangan Aceh sekarang ini. Dengan keadaan kami begini, kami tidak tahu harus menjawab apa.

Betapa sedihnya hati kami pada tanggal 4 Desember kali ini, hari bersejarah berdirinya perjuangan ini, tapi kami tidak mampu menyantuni anak yatim ataupun untuk menyumbang satu gelas airpun kami tidak mampu. Namun hanyalah dengan air mata yang bisa kami jawab.

Intinya Eks Kombatan Wilayah Singkil dan Subulussalam butuh perhatian. Semoga tulisan ini sampai kepada pimpinan kami di Banda. Saleum dari Aneuk droenuh Abu Doto.

Penulis : Sarbaini Ben Johan Panglima/Ketua KPA Wilayah Singkil
Komentar

Tampilkan

Terkini