JAKARTA - Hal
ini terkait dengan data permintaan Pilot Irianto untuk naik pada ketinggian
38.000 kaki. Sayangnya, permintaan ijin tersebut tidak dipenuhi oleh pengatur
udara di darat.
Awan cumulonimbus atau awan
cb merupakan fenomena alam yang terjadi di daerah tropis seperti Indonesia.
Secara fisik, awan cb berbentuk vertikal dan ujungnya seperti jamur pipih. Awan
ini bisa mencapai ketinggian 18 km atau 60.000 kaki. Proses terbentuk awan cb
dipengaruhi oleh atmosfer yang tidak stabil yag berinteraksi dengan panas bumi
akibat radiasi matahari.
Peristiwa hujan es (hail
storm), badai petir (thunderstorm), dan badai tropis (typhoon) sering muncul di
dalam awan cb. Apabila pesawat memasuki awan cb ini, kemungkinan yang terjadi
adalah tergoncang sangat keras, terseret badai, dan mesin pesawat mati karena
terkena es.
Apabila pesawat AirAsia QZ
8501 terjebak di dalam awan cb, akan sangat sulit bisa keluar dengan selamat.
Goncangannya sangat keras, pesawat mengalami benturan-benturan pada es dan
dilempar badai.
Musibah ini meninggalkan
kedukaan sangat dalam untuk keluarga, baik dari awak pesawat, penumpang, serta
bagi seluruh bangsa Indonesia. Semoga terus ada evaluasi terkait dengan sistem
pengaturan transportasi udara di Indonesia agar mampu menjamin keamanan
transportasi udara nasional.
Sumber: Pulsk.com