-->

Inilah Penampakan Awan Comulonimbus yang Ditabrak AirAsia QZ 8501

03 Januari, 2015, 20.58 WIB Last Updated 2015-01-03T13:58:46Z
JAKARTA - Hal ini terkait dengan data permintaan Pilot Irianto untuk naik pada ketinggian 38.000 kaki. Sayangnya, permintaan ijin tersebut tidak dipenuhi oleh pengatur udara di darat.

Awan cumulonimbus atau awan cb merupakan fenomena alam yang terjadi di daerah tropis seperti Indonesia. Secara fisik, awan cb berbentuk vertikal dan ujungnya seperti jamur pipih. Awan ini bisa mencapai ketinggian 18 km atau 60.000 kaki. Proses terbentuk awan cb dipengaruhi oleh atmosfer yang tidak stabil yag berinteraksi dengan panas bumi akibat radiasi matahari.

Peristiwa hujan es (hail storm), badai petir (thunderstorm), dan badai tropis (typhoon) sering muncul di dalam awan cb. Apabila pesawat memasuki awan cb ini, kemungkinan yang terjadi adalah tergoncang sangat keras, terseret badai, dan mesin pesawat mati karena terkena es.

Apabila pesawat AirAsia QZ 8501 terjebak di dalam awan cb, akan sangat sulit bisa keluar dengan selamat. Goncangannya sangat keras, pesawat mengalami benturan-benturan pada es dan dilempar badai.


Musibah ini meninggalkan kedukaan sangat dalam untuk keluarga, baik dari awak pesawat, penumpang, serta bagi seluruh bangsa Indonesia. Semoga terus ada evaluasi terkait dengan sistem pengaturan transportasi udara di Indonesia agar mampu menjamin keamanan transportasi udara nasional.

Sumber: Pulsk.com
Komentar

Tampilkan

Terkini