-->








Mahfuz: Jangan-jangan Isu Terorisme Sengaja Dipelihara Penegak Hukum?

20 Maret, 2015, 21.49 WIB Last Updated 2015-03-20T14:49:54Z
JAKARTA - Ketua Komisi I DPR Mahfuz Sidik mempertanyakan mengapa isu terorisme tidak pernah selesai di Indonesia. Menurutnya, hal itu menimbulkan kecurigaan: jangan-jangan isu terorisme itu sengaja dipelihara institusi penegak hukum agar mereka tetap punya “musuh” sehingga mereka memiliki pekerjaan untuk membasmi.  Padahal anggaran yang didapat mereka relatif besar.

Salah satu isu yang dicurigai Mahfuz selalu dipelihara adalah isu ISIS. "Upaya membooming isu-isu ISIS kesannya terstruktur, sistemik dan massif untuk menciptakan opini bahwa ini memerlukan agenda khusus, kebijakan khusus, anggaran khusus," kata Mahfudz Siddiq, saat dihubungi wartawan, Jumat (20/3).

Apabila itu benar, maka Mahfuz meminta itu segera dihentikan. 

Salah satu pihak yang disoroti Mahfuz adalah Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang tugasnya merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi penanggulangan terorisme. Selain itu ada juga Densus 88 Polri yang tugasnya membasmi terorisme.

Dengan tugas yang dimiliki, BNPT seharusnya mengefektifkan fungsi koordinasi sampai kemudian punya kebijakan strategi nasional dalam penanggulangan terorisme. Misalnya berapa anggaran yang dibutuhkan dan target waktu yang dibutuhkan untuk bisa membasmi teroris harus jelas.

Contohnya target membasmi terorisme bisa selesai dalam waktu 10 tahun, maka keberadaan BNPT juga diterget harus bekerja dalam 10 tahun. Kalau BNPT tidak bisa mencapai target, berarti mereka dianggap gagal dan harus dibubarkan.

"Jangan sampai BNPT, Densus 88 dan unit kerja lainnya bekerja seperti biasa setiap tahun mereka mendapatkan anggaran. Kalau begitu caranya, BNPT dan Densus 88 sampai kiamat tetap ada," tegas Ketua Komisi I DPR RI itu.

Nah, karena BNPT dan Densus 88 tidak membuat target, Mahfuz curiga isu teroris dan radikalisme sengaja dibesar-besarkan untuk menakut-nakuti masyarakat. "Saya jadi curiga masyarakat selalu digiring untuk memberikan dukungan agar anggaran BNPT dan Densus 88 ditambah," jelasnya. [jpnn]
Komentar

Tampilkan

Terkini