-->








Inovasi Tanam Padi Tehnik Legowo Ala BP3K Petir

26 April, 2015, 14.34 WIB Last Updated 2015-04-26T09:54:52Z
Aceh Timur - Pemkab Aceh Timur sesuai dengan data yang diterima oleh Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Aceh Timur bahwa untuk periode 31 Maret 2015, ada sekitar 36.970 hektar persawahan milik kelompok tani beserta masyarakat petani di Aceh Timur yang telah memanen padi mereka. Tentu ini memberikan angin segar bagi Pemkab Aceh Timur menuju swasembada pangan. 

Program swasembada pangan, juga didukung komitmen pemerintah pusat yang akan menggunakan politik anggaran untuk memastikan program swasembada pangan tercapai. Program kedaulatan pangan adalah fokus utama pemerintah pada 2015. Kebutuhan beras, jagung, kedelai, dan gula secara bertahap akan dipenuhi oleh produksi lokal secara bertahap mulai tahun depan.

Hal ini tentu tidak terlepas dari dinas terkait termasuk peran dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta para mantri tani di wilayah Kabupaten Aceh Timur. Seperti yang dilakukan oleh Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Peureulak Timur dalam perannya memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat untuk mengembangkan budidaya tanaman padi, jagung dan kedelai atau yang lebih dikenal Pajalai demi tercapainya swasembada pangan.

Kepala BP3K Kecamatan Peureulak Timur, Sufyan, SP kepada lintasatjeh.com saat ditemui di ruang kerjanya, Minggu (26/4/2015), mengungkapkan beberapa prioritas kerja BP3K dalam mendukung program swasembada pangan 2017 Kabupaten Aceh Timur.

Kata Sufyan, semboyan penyuluh BP3K Peurelak Timur yakni "Mengabdi Untuk Petani Berani Gagal Pantang Menyerah". Maknanya sebagai penyuluh, kita jangan mudah putus asa dan menyerah ketika mengalami kegagalan dalam memberikan contoh dan praktek lapangan kepada petani namun kegagalan harus dijadikan semangat untuk berkarya dan berinovasi terbaik bagi petani.

"Selama ini yang kita prioritaskan yakni mendorong petani untuk meningkatkan produktifitas padi dan kedelai. Dulu petani cenderung masih bercocok tanam secara tradisonal, belum ada tandur jajar (jarak tanam_red). Kemudian setelah saya masuk kemari (BP3K), kita ubah dengan inovasi bercocok tanam modern dengan teknik legowo (jarak tanam dengan ketentuan lorong_red)," terangnya. 

"Selama 2 tahun diterapkan sistem tanam legowo, petani masih pesimis, bahkan penyuluhan BP3K diacuhkan karena dianggap tidak efisien dan merugikan. Namun seiring dengan penyuluhan serta percontohan lahan demplot (demontrasi plot_red), masyarakat semakin yakin tentang perubahan hasil yang signifikan dengan menggunakan sistem tanam padi teknik legowo," kata Sufyan.

Masih kata Sufyan, produksi padi dengan sistem tandur jajar sebelumnya hanya menghasilkan 4,2 ton per hektar, tapi dengan sitem legowo bisa mencapai 7,4 ton per hektar. Ternyata produksinya lebih tinggi 50 % dengan teknik tandur jajar. 

"Target kita, petani di Kecamatan Peureulak Timur kedepan bisa menerapkan sistem tanam legowo ini. Harapannya, 100 % petani Peureulak Timur bisa menjadi ujung tombak swasembada pangan Aceh Timur," pinta Ketua BP3K Kecamatan Peureulak Timur, Sufyan, SP. 

Perlu diketahui, Kecamatan Peureulak Timur sesuai Program Upsus swasembada pangan 2017 Kabupaten Aceh Timur, juga sukses memanen 50 hektar tanaman kedelai desa Jeungki. 

"Kita tidak mudah puas dengan hasil tersebut, namun kita akan terus melakukan inovasi dan perbaikan serta bekerja keras melakukan penyuluhan dan pendampingan agar petani Kecamatan Peureulak Timur bisa membantu terwujudnya Swasembada Pangan 2017 Kabupaten Aceh Timur," pungkas Sufyan, SP.[ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini