-->




MGWD, Pesantren Khusus Para Preman

11 April, 2015, 12.05 WIB Last Updated 2015-04-11T05:05:47Z
MAGELANG - Keberadaan preman yang kerap membuat keributan dan keresahan masyarakat bahkan sampai melukai korbannya membuat Deddy Suhaedi Al-Magribi, seorang tokoh agama asal Desa Karangtalun, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, prihatin.

Dia kemudian berinisiatif mendirikan sebuah pesantren khusus untuk menampung para preman sekitar tempat tinggalnya.

Pesantren yang diberi nama Majlas Gahwa wa Dukhon (MGWD) itu tak jauh berbeda dengan pesantren pada umumnya. Seluruh kegiatan fokus pada pendalaman agama Islam. Hanya saja, Deddy mengemasnya cara yang “asyik“ dengan pendekatan non-formal.

Majlas berarti aula, gahwa artinya ngopi dan dukhon adalah merokok. Nama ini mengandung makna sebagai tempat untuk duduk, berdiskusi santai sambil minum kopi dan merokok. Kami libatkan para preman itu untuk berdiskusi tetapi dengan suasana yang santai dan nyaman,“ ujar  Deddy, Sabtu (11/4/2015).

Menurut ustaz asal Bekasi ini, lembaga pendidikan dan agama seharusnya tidak menakutkan, apalagi untuk menyadarkan para preman. Kegiatan yang ada, lanjutnya, semestinya dibuat senyaman mungkin sebelum para muridnya diajak untuk berpikir soal agama.

“Jangan langsung diajak berpikir agama. Kita ajari mereka kesederhanaaan hidup,” ucap Deddy.

Kendati demikian, beberapa kegiatan keagamaan tetap menjadi kegiatan wajib di MGWD, seperti zikir setiap malam Senin kliwon, lalu shalawat dan ziarah pada empat malam Senin berikutnya.

Deddy menuturkan, MGWD didirikan sejak beberapa tahun lalu dan mulai dikenal masyarakat. Jumlah santri sekitar 70 orang dari sekitar Magelang dan Yogyakarta.

Selain berorientasi membantu preman kembali ke kehidupan yang lebih baik, pesantren ini juga membuka pelayanan untuk warga yang ingin sembuh dari penyakit kejiwaan dengan teknik pijat dan mandi.

“Kami mengajak jamaah mendekatkan diri pada Allah dan Rasul. Kami mengajak mereka mencari ketenangan batin. Zikir itu arahnya ke batin kalau konsultasi urusan dunia, tidak hanya untuk preman akan tetapi juga masyarakat umum,” ungkapnya.

Sementara itu, Kapolsek Ngluwar AKP Parmanta Puji Yuwana menyambut baik kehadiran “pesantren preman“ ini. Dia berharap kehadiran MGWD bisa menekan angka kriminalitas di kecamatan Ngluwar dan sekitarnya. [Kompas]
Komentar

Tampilkan

Terkini