-->

Bantuan Rumah Sehat Sederhana Otsus Tahun 2013 di Aceh Tamiang Diduga Bermasalah

30 Mei, 2015, 07.31 WIB Last Updated 2015-05-30T06:07:47Z
ACEH TAMIANG - Bantuan Rumah Sehat Sederhana (RSS) di Kabupaten Aceh Tamiang, yang sumber anggarannya dari dana Otsus Tahun 2013, diduga banyak masalah.

Seharusnya, rumah yang dibangun memenuhi kriteria dan sesuai dengan anggaran yang diberikan. Namun, bukan rahasia umum lagi, kalau anggaran yang ada justru banyak "diolah" oleh oknum tertentu sehingga bangunan rumah untuk kaum miskin ini dikerjakan "semaunya" supaya bisa meraup keuntungan pribadi.

Hasil pantauan lintasatjeh.com, Jum'at (29/5/15), pada salah satu rumah rumah bantuan tersebut, yakni rumah milik Amran Wijaya (57), warga Dusun Pajak Pagi, Desa Rantau Pauh, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, terkuak informasi bahwa rumah bantuan milik Amran, dibuat asal jadi oleh pihak pemborong.

Menurut pengakuan Amran, rumah yang dihuninya saat ini sangat banyak permasalahan, namun dirinya tidak tahu harus mengadu kepada siapa? Malah, ketika dirinya melakukan protes terhadap pihak pemborong disaat rumah tersebut sedang dibangun, anak sang pemborong malah menghina dirinya.

"Pembangunan rumah bantuan milik saya jelas-jelas dibuat secara asal oleh pemborong. Seluruh pintu, jendela dan kusen-kusennya sangat tidak layak pakai. Begitu juga dengan lantai dan dinding rumah, adukan semennya diduga tidak jelas. Bahkan atap seng banyak sekali yang bocor," terang Amran sembari menunjuk titik-titik yang bermasalah.

Dianya juga menambahkan bahwa ketika baru saja dihuni (belum hitungan minggu_red), saat turun hujan, rumahnya langsung bocor di beberapa tempat.

"Pernah saya protes ke pihak pemborong, yakni Adi dari Desa Suka Ramai. Namun anaknya Adi langsung menghina saya dan mengatakan bahwa sudah dapat rumah gratis masih terlalu banyak protes," bebernya dengan nada geram.

"Sebenarnya masih banyak permasalahan lainnya yang terjadi pada rumah bantuan yang diberikan oleh pemerintah terhadap keluarga saya, seperti ukuran rumah yang kurang sedikit dari ukuran sebenarnya, dan saluran pembuangan air tidak ada. Tapi, saya tidak tahu harus mengadu kepada siapa," demikian ungkap Amran Wijaya.

Sementara itu, Datok Desa Rantau Pauh, Siti Adnen, saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, dirinya minta ma'af karena masa itu belum menduduki jabatan datok.

"Saya belum tahu tentang permasalahan itu, nanti saya pelajari dulu ya pak," terang Datok Rantau Pauh, Siti Adnen singkat.[zf]
Komentar

Tampilkan

Terkini