-->

Gubernur Aceh Diultimatum Selesaikan Kisruh Mesjid Raya

22 Juni, 2015, 21.48 WIB Last Updated 2015-06-22T14:49:32Z
BANDA ACEH - Lembaga Acheh Future mengultimatum Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, untuk segera menyelesaikan permasalahan dan kisruh yang selama ini terjadi di Masjid Raya Baiturahman, Kota Banda, Aceh.

"Gubernur harus segera mengambil sikap untuk mengembalikan 'izzah (keagungan) dan marwah Mesjid Raya Baiturrahman," pinta Ketua Umum Acheh Future, Razali Yusuf, Senin (22/6/2015).

Berikut ultimatum dari Acheh Future:

1. Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh harus dikembalikan marwahnya sesuai dengan warisan Iskandar Muda dalam Aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan Mazhab Syafii.

2. Cabut SK Imam Besar dan Pengurus Mesjid Raya Baiturrahman yang telah mengkhianati rakyat Aceh.

3. Pengurus Mesjid Raya telah mengakali dan memperolok-olok kesepakatan Ulama Aceh dengan Tata Cara Pelaksanaan Ibadah yang tidak sesuai dengan keinginan mayoritas rakyat Aceh.

4. Pengurus Mesjid Raya telah memfitnah dan mempropaganda Pengajian Tastafi pagi Jumat yang diasuh oleh Ulama Kharismatik Aceh hingga dikawal Polisi dengan alasan kerusuhan dan mengganggu orang i'tikaf.

5. Pengurus Mesjid Raya mengutip biaya mahal Pengajian dan Majelis Zikir Ulama Ahlussunnah. Sebaliknya menggratiskan dan mendukung Pembiayaan Pengajian Wahabi.

6. Imam Besar Mesjid Raya Baiturrahman telah berkhianat kepada Rakyat Aceh karena secara diam-diam telah mengembangkan ajaran Wahabi di Aceh melalui Yayasan Khadimul Haramain atau LIPIA yang berafiliasi langsung kepada Yayasan Wahabi di Saudi dengan aliran dana yang melimpah. Penyebaran Ajaran Wahabi menjadi penyebab utama rusaknya Ukhuwah Islamiyyah di Aceh.

7. Imam Mesjid Raya telah menyebarkan provokasi dengan menyalahkan FPI agar terkesan anarkis, padahal ini adalah Gerakan Seluruh Rakyat Aceh.

8. Maka karena itu Gubernur Aceh harus segera menyerahkan mandat Pengelolaan Mesjid Raya kepada MPU untuk sementara hingga MPU berwewenang penuh menentukan kepengurusan berikutnya.

9. Bila sampai Jumat ini tidak ada perubahan dalam kepengurusan Mesjid Raya, maka jangan salahkan Rakyat bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau bahkan menggulingkan Gubernur Aceh sebagai pihak yang telah menzalimi Rakyat Aceh.

10. Apapun resikonya, Rakyat Aceh telah siap berjuang dan berkorban untuk mengembalikan marwah Mesjid Raya sebagaimana pada masa Sultan Iskandar Muda.

11. Rakyat Aceh tidak perlu ditakut-takuti dengan pengerahan Polisi, seribu kompi pun dikerahkan Rakyat Aceh tidak akan mundur memperjuangkan harkat dan martabat ini.

12. Kami menunggu secepatnya keputusan dan kebijaksanaan Gubernur sebelum semuanya menjadi terlambat.

Dia menyatakan bahwa aksi ini bukanlah gerakan segelintir orang dan Ormas tertentu. Ini adalah gerakan seluruh rakyat Aceh yang tidak lagi mampu melihat kezaliman dan pengkhianatan yang dilakukan oleh Gubernur dan Pengurus Mesjid Raya.

Razali juga mengingatkan pada Jumat mendatang seluruh lapisan masyarakat akan memenuhi Mesjid Raya untuk memastikan bahwa rakyat Aceh siap menjaga Mesjid Raya sebagai amanah yang diwariskan para Endatu dan para Syuhada, agar Mesjid ini senantiasa dalam Aqidah Ahlussunnah Waljamaah.

"Membiarkan Mesjid Raya dalam genggaman Wahabi, berarti kami rakyat Aceh telah berkhianat kepada Ulama, Syuhada dan Sultan Iskandar Muda," ucap Razali.

Oleh karenanya, Acheh Future mendesak Gubernur Aceh jangan lamban menyikapi keinginan rakyat Aceh, dan jangan ragu-ragu dalam menyelesakan masalah. Menurutnya bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan  karena lamban menyelesaikannya, Gubernur/Wakil Gubrenur Aceh dan Ketua DPRA harus bertanggungjawab, dan diminta turun dari jabatannya, karena dinilai tidak mampu memimpin di Aceh.[Redaksi]
Komentar

Tampilkan

Terkini