-->








Himapol: Partai Lokal Aceh Seperti Senapan Tanpa Amunisi

25 Juli, 2015, 12.11 WIB Last Updated 2015-07-25T05:12:37Z
Korwil Himapol, Muslem (kanan)
LHOKSUKON - Wacana Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem mencari pendamping dari kalangan Partai Nasional untuk maju pada pilkada 2017 mendatang sebagai calon Gubernur Aceh, menunjukkan kondisi Partai lokal di Aceh seperti senapan tanpa amunisi.

Demikian dikatakan Koordinator Wilayah Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) se-Sumatera, Muslem, kepada lintasatjeh.com, Sabtu (25/7/2015).

Wacana itu, tambah Muslem, juga menunjukkan bahwa partai lokal di Aceh seakan-akan tidak sanggup lagi untuk bersaing dengan partai-partai nasional. Padahal, dengan adanya partai lokal menunjukkan bahwa Aceh berbeda dengan daerah-daerah yang lain dan mempunyai banyak keistimewaan melalui perdamaian MoU Helsinki.

Menurutnya, pelaku sejarah bangsa Aceh sangatlah berat untuk dapat memperoleh keistimewaan tersebut. Saat ini partai lokal di Aceh butuh kader muda yang akan membawa perubahan besar terhadap kemajuan dan kesejahteraan Aceh yang memiliki banyak potensi alam yang berlimpah.

"Membangun koalisi dengan parnas itu juga akan membuka lebar peluang parnas dalam bersaing dengan parlok di Aceh," ujar Mahasiswa Universitas Malikussaleh (Unimal) ini.

Muslem menilai langkah Muzakir Manaf untuk berencana mengambil tokoh dari parnas sebagai pendampingnya dalam pilgub/wagub tahun 2017 mendatang merupakan kegagalan partai lokal dalam melahirkan kader-kader baru. Artinya ini menjadi pengunduran politik bagi partai lokal di Aceh, meskipun itu merupakan hal yang wajar juga salah satu strategi geopolitik yang sedang diupayakan oleh partai lokal untuk dapat kembali meraih kekuasaan di pemerintahan Aceh.

"Itu sama saja dengan orang yang menyerah ketika perang sedang berlangsung, saat ini parlok di Aceh sedang bertarung dengan parnas untuk memperoleh kekuasaan di Aceh, itu penting demi keberlangsungannya partai lokal di Aceh," pungkasnya.[pin]
Komentar

Tampilkan

Terkini