IST |
"Tak
menutup kemungkinan juga keduanya memutuskan bubar permanen sebagai
partai," kata pengamat politik Universitas Padjajaran (Unpad) Idil Akbar
saat dikontak, Senin (27/7).
Menurutnya,
hal itu bisa menimpa Partai Perindo yang digawangi pengusaha Hary Tanoesoedibjo
dan Partai Idaman besutan pedangdut Rhoma Irama jika niat awalnya hanya untuk
meramaikan kontestasi pemilu semata.
Langkah
yang lebih baik, Partai Perindo maupun Partai Idaman merubah nama atau
membentuk partai baru yang secara historis masih dalam jangkauan politik yang
sama atau hanya berganti kulit saja.
Keduanya
juga mau tidak mau harus berkoalisi dengan partai lain yang seideologi atau
yang mendekati untuk mempertahankan posisi.
"Perindo
menurut saya tentu akan mendekat pada partai nasionalis, sementara Partai
Idaman akan mendekat pada partai yang berideologi Islam," demikian Idil. [rmol]