-->








[Puisi] Kota Bumi Gas

26 Juli, 2015, 11.31 WIB Last Updated 2015-07-26T04:31:30Z
IST
Oleh Mahdi Idris


Lihatlah sepanjang jalan ini
lubang tanpa penggali
debu-debu bersayap
memasuki sarang awan.

Anak sungai lahir dari pori-pori musim
mengaliri maut baru
mengetuk pintu dari rumah ke rumah;
bertamu tanpa salam.

Lihatlah kota kami
jatuh bangun dalam mimpi
siang malam adalah bayangan suram
berjalan meretas waktu sendiri
kami tetap sungai tanpa muara.

Gas perbarel harga tinggi, untuk siapa?
jika mata air berpancar dari lubang jalan
jelma ngarai di musim gersang.

Baiklah,
hapus saja peta kota kami
dalam catatan subsidi
kehidupan kami tetap makmur
meski bukan engkau penabur benih.
Komentar

Tampilkan

Terkini