-->








Bunuh Pejabat Militer, Sepupu Presiden Suriah Dibekuk

11 Agustus, 2015, 21.48 WIB Last Updated 2015-08-11T14:49:49Z
SURIAH - Media Pemerintah Suriah melaporkan otoritas berwenang telah menahan sepupu Presiden Suriah, Suleiman al-Assad, karena dituduh membunuh seorang pejabat militer. Suleiman dituduh menembak mati pejabat tinggi Angkatan Udara Kolonel Hassan al-Sheikh pada Kamis malam kemarin karena insiden kecelakaan lalu lintas. 

Stasiun berita Al Jazeera, Selasa, 11 Agustus 2015, melansir dalam insiden itu, Suleiman merasa kecewa karena al-Sheikh tiba-tiba menelikung jalan yang dia tempuh di area Latakia. Menurut pengakuan warga sekitar, Suleiman yang saat itu mengendarai Hummer hitam tanpa pelat nomor geram dan langsung mengeluarkan senjata AK-47. 

Dia kemudian memuntahkan tujuh peluru ke arah al-Sheikh dan mengenai bagian dadanya. 

"Suleiman Hilal al-Assad telah ditahan dan dipindahkan ke otoritas yang sesuai," ujar kantor berita Suriah, SANA. 

Organisasi Pemantau untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan, dia ditahan di jalan antara Latakia dan Qardaha. Di sana merupakan kampung halaman leluhur Presiden Bashar al-Assad. 

Pembunuhan itu terjadi di tepi pantai Provinsi Latakia, yang menjadi area kekuasaan pmerintah dan rumah bagi suku minoritas, Alawit. Baik al-Sheikh dan Suleiman juga berasal dari suku itu, sehingga menyebabkan unjuk rasa besar-besaran. 

Sekitar lebih dari 1.000 orang pada Sabtu kemarin memprotes aksi pembunuhan dan menuntut keadilan bagi al-Sheikh. 

Janji Assad

Pada Senin pagi kemarin, harian Suriah Al-Watam mengutip pernyataan kerabat al-Sheikh yang menyebut Presiden Assad berjanji tindak kejahatan itu akan memperoleh hukuman setimpal. Istri al-Sheikh, Mayssa Ghanem, mengaku percaya dengan Assad. 

"Presiden Assad berjanji akan menghukum pelakunya, siapa pun itu," ujar Mayssa. 

Menurut pengamat dari London School of Economics and Political Science, Fawaz Gerges, Assad saat ini berada dalam posisi yang sulit. 

"Demi menunjukkan kewenangannya kepada publik, dia harus bertindak. Saya tak akan terkejut, jika pengadilan menggelar sidang atas kasus itu," kata Gerges.[Viva]
Komentar

Tampilkan

Terkini