-->








Harga Minyak Mentah Anjlok di Bawah US$ 40

22 Agustus, 2015, 12.02 WIB Last Updated 2015-08-22T05:02:34Z
IST
JAKARTA - Harga minyak Amerika Serikat jatuh di bawah US$ 40 untuk pertama kalinya dalam enam tahun pada Jumat (Sabtu pagi WIB, 22 Agustus 2015) karena pasar tertekan setelah data manufaktur Cina yang lemah memperdalam kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Cina.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 87 sen menjadi berakhir pada US$ 40,45 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, harga minyak mentah Brent North Sea, yang menjadi acuan internasional, untuk pengiriman Oktober menetap pada US$ 45,46 per barel, turun US$ 1,16 dari penutupan Kamis.

WTI sempat turun di bawah US$ 40 per barel untuk pertama kalinya sejak Februari 2009 menjadi US$ 39,86.

Penurunan terjadi setelah rilis penghitungan rig minyak Baker Hughes Amerika Serikat menunjukkan produsen menambahkan dua rig minggu ini. Jumlah yang sama seperti minggu lalu ini membawa jumlah keseluruhan rig pengeboran minyak aktif di Amerika Serikat menjadi 674 rig.

Brent turun sampai serendah US$ 45,07 pada awal sesi, tingkat yang terakhir terlihat pada Maret 2009.

Sebuah laporan estimasi sektor manufaktur Cina yang lemah membingungkan investor. Indeks Pembelian Manajer (PMI) Caixin 47,1 bulan ini melorot dari 47,8 pada Juli, dan ini merupakan angka terburuk sejak Maret 2009. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi dalam aktivitas.

Tanda baru kesulitan di ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengimpor energi utama itu muncul menyusul devaluasi tak terduga yang dilakukan Beijing terhadap mata uang yuan pekan lalu. Hal ini menambah kekhawatiran yang telah berjalan lama tentang produksi minyak tinggi dan pertumbuhan permintaan yang lemah.

Minggu ke minggu, WTI merosot 4,8 persen dan Brent merosot 7,3 persen. WTI telah mengalami penurunan mingguan kedelapan berturut-turut. Menurut catatan analis Commerzbank, ini adalah kerugian mingguan terpanjang dalam 29 tahun. Adapun Brent mengalami penurunan tujuh pekan berturut-turut.

"Kita masih kelebihan pasokan minyak. Sampai penawaran dan permintaan datang berimbang, akan ada tekanan turun," kata James Williams dari WTRG Economics.

Menurut data departemen energi negara itu, tidak ada tanda-tanda kemunduran dari produsen minyak mentah tertinggi Amerika Serikat dalam beberapa dekade, yang naik menjadi 9,348 juta barel per hari dalam pekan yang berakhir 14 Agustus.

Adapun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memproduksi sekitar 40 persen dari pasokan global terus memompa minyak mentahnya melebihi kuota yang mereka tetapkan. "Kecuali OPEC membuat perubahan strategi, kita secara umum akan tetap berada dalam bearish. Saya perkirakan akan menguji tingkat US$ 40 lagi minggu depan," ujar Williams, seperti dilansir kantor berita AFP. "Posisi terbawahnya belum terlihat."[Antara]
Komentar

Tampilkan

Terkini