-->








HUT RI ke 70, PETA Aceh Tengah Akan Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa

16 Agustus, 2015, 04.45 WIB Last Updated 2015-08-16T04:17:29Z
TAKENGON - Puncak acara peringatan HUT RI ke 70 Tahun yang diperingati pada tanggal 17 Agustus 2015 akan dilakukan pengibaran bendera Merah Putih raksasa berukuran 30 x 15 meter di puncak gunung Desa Gantung Langit, Kec. Silih Nara, Aceh Tengah.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Pembela Tanah Air (PETA) Aceh Tengah ini dimaksudkan untuk kembali membangkitkan nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

"Kegiatan ini atas gagasan PETA dan pemuda Aceh Tengah dengan dukungan dari kalangan ibu-ibu yang cinta terhadap tanah air. Bendera raksasa ini dijahit secara gotong royong terutama oleh kaum ibu-ibu Desa Bornibius yang terobsesi oleh Ibu Fatmawati dalam menyiapkan bendera merah Putih untuk dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan," demikian terang Ketua Harian PETA Aceh Tengah, Suhardi kepada lintasatjeh.com di Silih Nara, Sabtu (15/8/2015).

Lanjutnya, bendera Merah Putih raksasa ini akan dikibarkan besok Minggu (16/8/2015), di puncak gunung tertinggi Desa Gantung Langit, Kec. Silih Nara, Aceh Tengah. Acara akan dihadiri unsur Muspida, Muspika, LSM, Ormas, Pemuda serta warga Kecamatan Silih Nara Aceh Tengah.

"Harapannya, dengan pengibaran bendera Merah Putih raksasa ini bisa membangkitkan kecintaan terhadap sang saka Merah Putih. Sang saka  ini tetap berkibar, kami tidak ingin ada pemisahan NKRI. Kami tetap berdiri di barisan NKRI sebagai wujud rasa nasionalisme kita," kata Suhardi.

Sementara itu, Sekretaris PETA Aceh Tengah Zam-Zam Mubarak menjelaskan bahwasanya peringatan 17 Agustus ini dimaknai untuk mengenang perjuangan para pemuda. Jadi kemerdekaan ini harus diisi dengan pembangunan, khusus Aceh Tengah akan didorong pembangunan bidang ekonomi.

"Kita harap ada perhatian serius dalam pembangunan ekonomi pemuda, karena saat ini pemuda bukan lagi dituntut berperang melawan penjajah namun hari ini perang sesungguhnya bukan melakukan perang fisik tapi perang ekonomi. Jadi kita harus siapkan diri, kita setuju dengan Pemerintah Pusat 'Ayo Kerja' karena sudah saatnya kita bekerja," beber Zam-Zam.

"Karena dengan komoditi kopinya, Aceh Tengah bisa dikenal. Jadi momentum 17 Agustus ini merupakan tonggak sejarah perjuangan pemuda bersama tokoh-tokoh republik. Sebenarnya kemerdekaan ini untuk memperingati 70 tahun perjuangan pemuda, jadi bicara pemuda bukan hanya pada saat Sumpah Pemuda akan tetapi tonggak sejarah itu ketika memperebutkan Kemerdekaan RI," pungkasnya seraya mengatakan bahwa Bornibius ini merupakan bagian penentu republik karena pada masa Presiden Darurat Syariffudin Prawira Negara mengendalikan pemerintahan RI dari tanah Gayo.

Sedangkan salah satu penjahit bendera Merah Putih raksasa, Rusminah mengatakan dengan peringatan 70 tahun kemerdekaan RI ini memang sudah dirasakan banyak pembangunan akan tetapi pemerintah harus lebih meningkatkan lagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

"Dengan kita melakukan kegiatan menjahit bendera Merah Putih raksasa ini, ya untuk mengenang jasa para pahlawan dan bersyukur negara kita sudah merdeka. Kita sudah menikmati kemerdekaan ini tapi kita minta kehidupan rakyat agar semakin baik dan semakin sejahtera," demikian katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Desa Bornibius mengungkapkan selaku aparat kampung sangat antusias melakukan kegiatan ini. Karena di usia kemerdekaan ke 70 tahun ini ibarat usia sudah tua jadi dari segi kesejahteraan rakyat juga harus mapan dan meningkat.

"Sesuai dengan sila kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus terwujud di usia 70 tahun Kemerdekaan Indonesia. Sekali lagi Dirgahayu Indonesia, Dirgahayu Bangsaku," pungkasnya.[ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini