-->








Menciptakan Generasi Muda Tanpa Korupsi

26 Agustus, 2015, 18.19 WIB Last Updated 2015-08-26T11:19:51Z
PEMBERANTASAN korupsi di Indonesia sejak dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sampai saat ini terasa semakin baik jika dibandingkan dengan masa sebelum dibentuknya KPK.

Hal tersebut terbukti dari betapa banyaknya kasus tindak pidana korupsi yang berhasil diungkap oleh KPK. Banyak koruptor yang telah dihukum berkat kerja keras KPK.

Keberhasilan KPK dalam mengungkapkan kasus-kasus besar tersebut didukung oleh kewenangan KPK dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yakni undang-undang yang juga menjadi dasar pembentukan KPK

KPK lebih keras lagi bekerja untuk memberantas korupsi di indonesia karena korupsi di Indonesia merupakan penyakit yang harus dilenyapkan dan  dihancurkan dari  bumi Indonesia, karena Indonesia dipandang oleh Negara lain sebagai Negara korupsi terbanyak, mulai dari terkecil hingga yang terbesar, dan juga akhir-akhir ini malasah korupsi sedang hangat dibicarakan oleh public terutama di media massa baik lokal maupun di Nasional, itu salah satu prihatin rakyat terhadap korupsi yang sudah banyak kerugian kepada Negara baik itu sisi keuangan Negara, pereokonomian Negara, menghambat pembangunan nasional dan juga korupsi ini dapat merusak sendi-sendi kebersamaan bangsa indonesia, terlebih di negara kecil dan berkembang seperti Negara Indonesia, serta korupsi mengikis kemampuan pemerintah untuk pelayanan dan kebutuhan dasar bagi rakyatnya, sehingga lebih jauh lagi.

Padahal korupsi telah meruntuhkan demokrasi dan pengakan hukum, bahkan mengakibatkan terjadi pelanggran terhadap Hak asasi Manusia (HAM), dan juga korupsi salah satu elemen yang turut memberikan kontribusi bagi terjadi korupsi keterbelakangan dan buruknya kinerja ekonomi indonesia,itu salah satu penghambat utama bagi pembannguan dan upaya pemberantasan kemiskinan,dampak terjadi korupsi mengurangi kepaercayaan public terhadap proses politik, dan mengakibatkan proyet-proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan keubutuhan masyarakat sehingga menganggu pembangunan yang berkelanjutan dan juga dampak yang paling besar kita selalu terbeban hutang luar negeri.

Dan juga penyebab terjadi korupsi yang paling banyak adalah maslah ekonomi yang rendah dan lapangan kerja yang minim sehingga membuat meraka memilih melakukan korupsi yang jelas merugikan masyarakat.

Dalam agama Islam pun melarang tindakan korupsi, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa di antaramu kami mintak mengajarkan sesuatu untuk kami, kemudian ia menyembunyikan satu alat jahit (jarum) atau lebih dari itu,maka perbuatan itu ghulul (korupsi) harus di pertanggung jawabkan nanti pada hari kiamat (HR, muslim).

Larangan Rasullah sesuai kerena dari berbagai macam penyebab korupsi akan ada banyak dampak negativenya untuk anak. Diantaranya adalah dari sisi keluarga, anak yang sudah dibiasakan untuk korupsi besar kemungkinan akan melakukan tindakan korupsi lagi dan lagi sebelum ada suatu hal yang merugikan dia.

Bila orang tuanya membiarkan anaknya untuk terus untuk korupsi maka akan lahir jiwa-jiwa penurus koruptor yang ada pada saat ini.dan juga berdampak pada jiwa anak untuk terus memikirkan bagaimana caranya agar mendapatkan uang yang lebih banyak lagi.

Oleh karena itu, agar terciptanya Indonesia terbebas dari penyakit korupsi, negara harus mendidik generasi anti korupsi,maka ada baiknya disekolah-sekolah diajarkan pada anak-anak mengenai larangan korupsi, bisa dalam bentuk lomba membuat cerpen terkait dengan tema korupsi dan juga mendidik anak betapa bahayanya korupsi tersebut, dengan begitu anak akan mengetahui bagaimana besarnya dampak negatif korupsi.

Saran saya untuk para orang tua untuk memberikan pemahaman tentang korupsi dan juga Sikap untuk menghindari terjadi korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal-hal yang kecil.


Penulis Juliadi, Ketua Gerakan Mahasiswa Indonesia Anti Korupsi (Geminak)
Komentar

Tampilkan

Terkini