-->








Dikritik Kok Dianggap Menentang, Aneh!

20 September, 2015, 10.12 WIB Last Updated 2015-09-20T03:12:43Z
Ketua Acheh Future Razali Yusuf bersama wartawan
LHOKSUKON - Kinerja Pemeritah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dikritisi. Kritikan itu diharapkan pemerintah dapat melihat apakah pembangunan tersebut sudah bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. 

"Kritik itu hendaknya dipandang sebagai pelecut pelaksanaan program sekaligus memberikan signal apakah  program tersebut benar-benar bersentuhan dengan harapan masyarakat," demikian kata Ketua Lembaga Acheh Future, Razali Yusuf, kepada lintasatjeh.com, Sabtu (19/9/2015).

Razali menambahkan, seharusnya Pemeritah Aceh dan DPRA berterimakasih atas kritikan tersebut, sebab dengan adanya kritikan masyarakat dapat menilai bahwa pelaksanaan program-program yang telah dijalankan saat ini benar-benar terarah. Jika mengalami kendala, pemerintah bisa mengajak lembaga-lembaga yang sering muncul di publik untuk diajak duduk dan mencari solusi bagaimana baiknya dalam menjalankan roda pemeritahan kedepan.

"Bukan malah menuding bahwa LSM, wartawan dan lembaga sipil lainnya hanya bisa mengkritik," ucap yang akrab disapa Cek Li.

Menurut Razali, bila pun mereka tidak ingin dikritik, maka jangan duduk di kursi yang menjadi sorotan publik. Sebab, sebagai pejabat publik harus siap dengan segala risiko apapun terutama dalam hal penilaian baik kinerja, prilaku dan hal lainnya.

Razali pun mencohtohkan seperti yang pernah dialami beberapa hari lalu. Seorang dewan menelponnya menyampaikan kata-kata yang tak sepantasnya diucapkan dari seorang wakil rakyat.

"Dikritik kok malah dianggap menentang, aneh!" katanya.[pin]
Komentar

Tampilkan

Terkini