-->








Pengamat: TNI Harus Semakin Pintar di Tengah Ancaman yang Kian Beragam

05 Oktober, 2015, 08.53 WIB Last Updated 2015-10-05T01:53:35Z
IST
JAKARTA - HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) kali ini diharapkan menjadi momentum baik untuk refleksi dan introspeksi diri. Sekaligus juga sebagai momentum untuk pembangkit semangat prajurit TNI. 

Demikian disampaikan pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. Menurut Susaningtyas, tentu saja prajurit TNI meski tidak boleh lagi berpolitik praktis namun harus juga dibekali dengan pendidikan dan pengetahuan politik negara sehingga memahami arti sesungguhnya netralitas,

"Terlebih kini kita rasakan adanya pergeseran ancaman terhadap negara," kata Susaningtyas kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 5/10).

Ancaman kali ini, lanjut Susaningtyas, tidak lagi sebatas ancaman perang tradisional. Kini, ada juga ancaman cyber war, perang asimetrik dan lain-lain. Saat ini juga, dengan ancaman tersebut, maka isu bukan lagi terkait dengan perebutan teritorial langsung tapi lebih kepada otoritas penguasaan kedaulatan melalui teknologi dan psywar.

"Hal ini berdampak lebih luas bila masuk ke relung-relung ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa. Dan bila kita tak waspada maka bukan tak mungkin kita dapat dilumpuhkan dengan cara itu. Dan justru itu juga prajurit TNI juga harus pintar serta memiliki profesionalitas teruji," ungkap Susaningtyas.

Menurut Susaningtyas, alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki tentu harus konsisten dengan rencana stragegis dan dan kebijakan minimum essential force (MEF). Sehingga nanti, tidak ada pergantian rencana strategis ketika pimpinan berganti, yang tentu saja ini pasti akan berdampak pada anggaran dan lain-lain.

"Dan idealnya jika Indonesia menjadi poros maritim dunia atau menjadi center of gravity maritim, Indonesia memiliki pelabuhan Internasional terbesar, Indonesia menjadi pangkalan kapal-kapal pesiar dan Indonesia menjadi pusat pertumbuhan industri maritim dan Indonesia harus memiliki pertahanan maritim yang kuat," demikian Susaningtyas. [rmol]
Komentar

Tampilkan

Terkini