![]() |
| Kasi Olahraga, Khalid |
KEPALA
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudarpora) Aceh Tamiang
diduga teledor dalam menjalankan kepemimpinannya sehingga berani memberikan
mandat kepada seorang bawahannya yang tidak memiliki latar belakang ilmu untuk
melaksanakan kegiatan 'Tehnical Meeting' persiapan turnamen sepak takraw, sepak
bola U16, turnamen tenis lapangan dan seleksi 5 cabang olah raga antar pelajar
se-Kabupaten Aceh Tamiang, Senin (16/11/2015) lalu.
Mandat
yang diberikan Kadisbudparpora Aceh Tamiang kepada Khalid diduga asal comot dan
tidak berdasarkan tupoksi yang sebenarnya, sehingga pada saat pelaksanaan
kegiatan 'Tehnical Meeting' kemarin, terkesan bahwa Khalid tidak memiliki
pengetahuan yang memadai.
Pada
saat memberikan kata sambutan dihadapan para peserta pertemuan, justru Khalid
mengumbar hal-hal yang tidak pantas untuk disebutkan. Malah, ketika itu Khalid
berani menghina pimpinannya sendiri dengan melontarkan pernyataan bahwa
Kadisbudparpora hanya menunggu hari untuk masa pencopotan.
Selain
itu, Khalid juga mengatakan Kadisbudparpora dan Kabid Olahraga tidak berani
menghadiri acara tehnical meeting dengan para guru olah raga se-Kabupaten Aceh
Tamiang karena takut berhadapan dengan para guru olah raga. Hal ini sempat
diakui sepenuhnya oleh pihak Khalid, saat dikonfirmasi lintasatjeh.com, di ruang
kerjanya, Rabu (18/11/2015).
Malah,
saat itu Khalid terlihat sangat bersemangat memberikan penjelasan bahwa
pertemuan yang diselenggarakan pada Senin (16/11/2015) lalu, adalah acara
pertemuan dengan para guru olahraga yang bergabung dalam organisasi Igolastam
dan pertemuan tersebut merupakan sebuah upaya untuk menjalin komunikasi dan
menyambung tali silaturrahmi dengan para guru olah raga se-Kabupaten Aceh
Tamiang yang selama ini sempat terputus dengan pihak Disbudparpora Aceh
Tamiang.
Namun,
menjelang beberapa jam setelah dikonfirmasi, tepatnya pukul 17.13 WIB, Khalid
yang saat itu terkesan seperti orang ketakutan menelpon dan memberitahukan
kepada lintasatjeh.com, bahwa setelah waktu Ashar, dirinya menerima sms dari
telepon seluler Kadisbudparpora Atam.
Kata
Khalid, Yetno memberitahukan kepada dirinya bahwa ada wartawan yang
mengkonfirmasi Yetno, dan mempertanyakan terkait pernyataan Khalid "Yetno
takut ketemu guru olah raga."
Kata
Khalid, dia menyampaikan kepada Yetno, yang bilang Yetno takut ketemu guru olah
raga adalah pihak guru olah raga sendiri, tapi Khalid beralasan bahwa dirinya
tidak tahu lagi "siapa" guru olah raga yang mengatakan Yetno takut.
"Kemarin
ada guru olah raga yang bertanya. Pak, kenapa kepala dinas dan kabid nggak mau
ketemu? Apa takut barangkali? Dan saya menjawab, takut nggak takut bukan urusan
saya," terang Khalid.
Khalid
menjelaskan kepada peserta yang hadir bahwa Kabid Pemuda dan Olahraga lagi ada
urusan terkait masalah PON di Banda Aceh. Sementara itu, Kadis Yetno juga
berangkat ke Banda Aceh pada Jum'at malam kemarin.
"Terkait
takut nggak takut bukan urusan saya, karena yang saya tahu pekerjaan ini
diarahkan ke saya, jadi saya ajak kerja sama dengan guru olah raga,"
pungkas Khalid.
Untuk
mengetahui tentang benar atau tidaknya keterangan dari Khalid, lintasatjeh.com,
berupaya mengkonfirmasi ke beberapa peserta yang hadir pada kegiatan pertemuan
tehnical meeting dan mereka menjelaskan bahwa pada saat acara pembukaan (belum
ada sesi tanya-jawab_red), Khalid mengatakan di forum bahwa pihak
Kadisbudparpora sedang berada di luar, sedangkan pihak Kabid Pemuda dan Olah
Raga sedang mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke Banda Aceh.
Selanjutnya,
Khalid juga menyampaikan, Kadisbudparpora serta Kabid Pemuda dan Olah Raga
tidak berani menjumpai bapak dan ibu guru olah raga. Mereka (Kadisbudparpora
dan Kabid Pemuda dan Olah Raga_red), tidak berani mengangkat wajah mereka kalau
seandainya mereka jumpa bertatap muka dengan para guru-guru olah raga.
Para
peserta yang dikonfirmasi, sempat
menyampaikan rasa heran mereka terhadap sikap Khalid yang saat itu
sangat berani menjelek-jelekkan pimpinannya sendiri di depan forum yang
notabene bukan bagian dari pihak Disbudparpora Aceh Tamiang.
"Sejelek
apapun pimpinan kita, sebagai bawahan tidaklah mungkin kita membuka aib
pimpinan kita kepada pihak lain. Ada kesan bahwa Khalid berupaya ngambil
keuntungan dibalik munculnya berbagai problem di Disbudparpora Aceh
Tamiang," ungkap beberapa peserta yang merasa berang atas sikap buruk Khalid.
Selanjutnya,
pada saat sesi tanya jawab, peserta yang pertama sekali bertanya kepada Khalid
adalah koordinator dari cabor karate, Mardiana. Saat itu, Mardiana
mempertanyakan tentang kenapa pencab-pencab yang akan ikut seleksi tidak
disurati dan Mardiana juga mempertanyakan tentang kenapa hanya dua cabor yang
ada, yakni pencak silat dan karate? Apakah cabor-cabor lain tidak di undang
oleh Disbudparpora?
Pertanyaan
dari Mardiana tidak dijawab secara terperinci dan Khalid. Saat itu Khalid hanya
menyampaikan bahwa cabor karate dan silat yang diserahkan kepada pihak Sekda.
Khalid juga menambahkan, kedua nama koordinator cabor, yakni silat dan karate
diterima dari Ketua Igoslatam, Novri.
Setelah
Mardiana, selanjutnya seorang guru olah raga dari SMK di Kebun Tengah, Maimun,
menyampaikan pendapatnya. Menurut Maimun, seharusnya rapat tersebut dihadiri
oleh pihak Kadisbudparpora serta Kabid Pemuda dan Olah Raga, karena menurutnya,
percuma para peserta rapat berkeluh kesah tanpa diketahui oleh pihak Kadisbudparpora
serta Kabid Pemuda dan Olah Raga.
Guru
olah raga tersebut juga menyampaikan harapannya semoga dengan terjalinnya
kembali hubungan baik antara pihak Disbudparpora Atam dengan para guru olah
raga, maka kedepan diharapkan, ketika para guru olah raga mengadakan kegiatan
olah raga, pihak Disbudparpora bersedia memberi dukungan dan bantuan.
Setelah
itu, muncul kembali rangkaian bahasa aneh dari mulut seorang Khalid yang nota
bene sebagai Kasi Pemuda di Disbudparpora Atam (bukan kasi olah raga_red).
"Rangkaian
bahasa aneh yang muncul dari mulut Khalid saat itu adalah, ma'af! saya tidak
akan menduakan Tuhan, namun saat ini ingin saya sampaikan, Kadisbudparpora
hanya tinggal menghitung hari dan sebentar lagi dia akan keluar dari kantor
ini," demikian kata Khalid sembari menghitung jari tangannya didepan
forum.
Para
peserta yang dikonfirmasi turut menyampaikan, walaupun saat ini mereka tidak
ingin disebutkan identitasnya dalam pemberitaan ini, namun mereka bersumpah
demi Allah akan siap dikonfrontir dan dihadirkan sebagai saksi bila ada
pihak-pihak yang mengatakan bahwa keterangan yang telah mereka sampaikan ini
tidaklah benar atau bohong!.[zf]

