![]() |
| IST |
LHOKSUKON - Musim penghujan mulai tiba, dan mengguyur sejumlah
Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Hujan terkadang berdampak buruk yang
menyebabkan banjir. Namun hujan juga sangat ditunggu-tunggu bagi petani padi
yang areal persawahannya masih sistem tadah hujan.
Meski
terkadang panen juga kerap gagal di musim penghujan dan kemarau, tapi petani
tetap terus berupaya sekuat mungkin. Seperti yang terpantau di Kecamatan Cot
Girek, Aceh Utara misalnya, sejumlah petani mulai menggarap sawah mereka.
Untuk
tahun 2015 ini, petani padi kecamatan tersebut baru sekali turun sawah. Itu
disebabkan karena sejak awal 2015 hingga Oktober, areal persawahan mereka sama
sekali tak bisa dibajak akibat kemarau berkepanjangan.
“Udah lama kemarau,
dan kini mulai turun hujan. Nah kali ini petani coba turun ke sawah dari sistem
tadah hujan. Sebab areal persawahan di sini belum ada irigasi, dan semoga bisa
panen yang memuaskan tahun ini,” ucap Syahbuddin
(36), petani di Cot Girek, Sabtu (21/11/2015).
Terkadang
kata dia, para petani merasa bingung untuk turun kesawah menggarap areal
pertanian mereka. Saat menggarap sawah dimusim kemarau, jelas tanaman padi
gagal panen. Begitu pula di musim hujan, juga tak jarang tanaman padi gagal
panen.
Camat
Cot Girek, Usman K, S.sos menyebutkan, luas areal persawahan tadah hujan
mencapai 705 hektar. Dirinya juga mengatakan bahwa selama ini petani padi
kesulitan dalam memanfaatkan areal persawahan mereka.
Kendati
demikian, pihaknya juga terus berupaya mengatasi keluhan petani selama ini.
Sementara saat ini pihaknya sedang berupaya mengaliri air bersih ke sejumlah
desa yang kerap kekeringan melalui pemasangan pipa.[Chairul]

