IST |
Oleh
Mahdi Idris
Bacalah
mantra
aku
rindu semangkuk kenangan
berenang
dalam aksara keramat
kau
namai mantra
Menjelang
riuh subuh kau tikam
melumatku
jadi kera
atau
kunang-kunang,
biar
aku beku di bukit salju.
Lalu
bacalah
mantra
di ubunku
wajah,
sampai ke ujung kaki.
Ulangi
lagi mantra kau bacai dulu:
O,
pawang hitam pemilik jahannam
datanglah
bersama kuda
bawanya
ke awang, menaiki bukit durja
murkamu
dia jadi benci
cintamu
dia jadi gila,
cintanya
mabuk kepayang.
Asap
dupa mengepul
menjelma
kegelapan
luluh
diriku
mabuk
aku jadi gila.
Mantra,
kau bacai lagi mantra
aku
hilang, remuk
luruh
dalam amuk angin, lenyap luka
kembali
pada muasalku paling purba.