BANDA ACEH - Jeki Basri (4), Balita penderita tumor ganas asal
Suka Makmur, Kabupaten Singkil akhirnya meninggal dunia pasca menjalani
operasi. Penderita maxilla cimistra di bagian mulut itu menghembuskan nafas
terakhir beberapa saat sebelum Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah tiba untuk
menjenguknya di ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS), Rumah Sakit Zainoel Abidin
(RSUZA) Banda Aceh, Kamis (28/1).
Gubernur
Aceh didampingi Wakil Direktur Pelayanan RSDZA, Dr. dr. Azaharuddin, Sp.Ot.
K-Spine, menjenguk jenazah korban bersama orangtuanya, Mariah dan Maiman yang
sudah berada di Rumah Sakit sejak Rabu (27/1).
Sebelumnya
pasien asal Desa Trans Laecikala, Kecamatan Suro Baru, Aceh Singkil telah
mendapatkan perawatan kemoterapi pada 14 Januari lalu.
Gubernur
nama Pemerintah Aceh menyampaikan rasa turut berduka cita atas meninggal Jeki
Basri dan berjanji akan menanggung semua biaya untuk perawatan dan pemulangan
jenazah bocah tersebut.
“Seyogyanya kita punya
ambulans udara, karena ada kendala dengan izin kita akan pulangkan korban
dengan menggunakan jalan darat dan laut,” kata Gubernur.
Gubernur
menjelaskan tumor yang dialami oleh Jeki Basri adalah termasuk tumor ganas yang
harus mendapat penanangan khusus dari awal.
“Mungkin karena
lokasinya di Singkil dan fasilitas terbatas sehingga proses penanganan korban
menjadi telat. Karena ini tumor ganas, jadi penyakit ini cepat menjalar ke
tempat lain sehingga kondisinya tidak dapat tertolong,”
katanya.
Tim
dokter di RSUZA menurut Gubernur sudah menjalankan tugasnya dalam menangani
pasien tersebut sesuai standar yang berlaku.
Namun
kata Gubernur, kondisi tumor pasien yang sudah menjalar ke paru-paru, tulang
rahang, dan bawah mata pasien membuat adanya perubahan struktur tulang dari
proses tumor ganas tersebut.
“Tim dokter kemudian
berusaha melakukan pertolongan emergency dan berbagai upaya lainnya seperti
terapi kemo dan bantuan pernafasan kepada pasien, tetapi tumornya memang
terlalu ganas sehingga cepat menyebar ke bagian lain,”
terang Gubernur.
Dalam
kunjungan tersebut Gubernur menegaskan bahawa semua pasien di Aceh menjadi
prioritas pemerintah, apalagi pasien anak-anak. “Kita
senantiasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada warga Aceh, bahkan
secara cuma-cuma, dan sebesar apapun biayanya pemerintah akan berupaya
membantu,” ujarnya. [rls]