IST |
MEULABOH - Berdasarkan hasil diskusi yang
dilakukan oleh fungsionaris IPPELMAS Meulaboh pada tanggal 2 dan 7 Januari
2016, menyikapi tuntutan yang disuarakan oleh LSM-LSM, Mahasiswa, Pemuda dan
Masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Peduli Simeulue (SOLUSI) terkait
Program Pemerintah Kabupaten Simeulue memasukkan transmigrasi ke Kabupaten
Simeulue yang semakin memanas antara pihak pro dan kontra.
Demikian siaran pers yang diterima lintasatjeh.com dari Amin Rijaya Bidang kaderarisasi IPPELMAS Meulaboh, Sabtu (30/1).
IPPELMAS Meulaboh
menyatakan sikap yakni “Menolak keras transmigrasi yang akan masuk ke Simeulue
dan meminta pembangunan trans di Simeulue di peruntukkan bagi masyarakat asli
Simeulue (trans lokal) sesuai tuntutan Solidaritas Peduli Simeulue (SOLUSI)
tanggal 22-12-2015”.
Karena IPPELMAS Meulaboh secara organisasi telah mengkaji
secara objektif bagaimana kesejahteraan masyarakat Simeulue saat ini dibawah
pimpinan Riswan, NS dan Hasrul Edyar, M.AP. Mayoritas masyarakat masih dibawah
garis kemiskinan bahkan sebahagian penduduk asli Simeulue memilih eksodus
keluar daerah dalam mencari seteguk air dan sesuap nasi, disayangkan sekali
ketika pemerintah Kabupaten Simeulue mendatangkan tranmigran luar (jawa)
memperhatikan kesejahtraan rakyatnya sendiri.
Fakta kehidupan masyarakat
Simeulue saat ini bagaikan kapal tanpa nakhoda, Pemerintah kabupaten simeulue
dianggap gagal dalam menjalankan Visi dan Misinya untuk mensejatrakan rakyat
Kabupaten Simeulue, keadaan masyarakat saat ini tidak dipandandang dengan
seadil-adilnya oleh Pemerintah Daerah demi kesejahteraan rakyatnya. Amatan
IPPELMAS Meulaboh bahwa sepanjang pelabuhan Ujung Karang Meulaboh kebanyakan
didapatkan masyarakat Simeulue eksodus jual jagung bakar, belum lagi jadi
tukang parkir, pengumpul sampah dan lai-lain demi untuk kelangsungan hidup.
Seandainya program tersebut dialihkan menjadi trans lokal dan diperuntukan oleh
masyarakat yang eksodus itu maka
kemungkinan besar tingkat kemiskinan di daerah Kabupaten Simeulue juga ikut
menurun.
Selain faktor tersebut di atas,
kami juga mengkaji bagaimana dampak negatif yang akan terjadi dari hasil
penebangan lahan 10 hingga 100 tahun ke depan, terjadi longsor, banjir melanda
andai hal ini terjadi karena memang Simeule itu pulau bukan Benua. Begitu juga
dampak negatif pada anak cucu pribumi,kecemburuan sosial, kebudayaan, adat
istiadat lokal amblas, dan juga tidak tertutup kemungkinan terjadi perang antar
Agama sehingga dari hasil kajian tersebut tidak terdapat dampak positifnya,
hanya saja kepentingan pribadi dan kelompok semata oleh pemerintah setempat.
Persoalan politik di era globalisasi masa kini semakin tidak beres, hal ini tidak
bisa kita pungkiri bahwa keadilan yang sifatnya benar-benar diperuntukkan demi
kesejahteraan rakyat namun malah berdampak ke arah negatif yang akhirnya
menyimpang secara drastis terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Dampak negatif tersebut muncul
dari ketidak sesuaian pendapat antara masyarakat dan pemerintahan itu sendiri,
mana kalah janji-janji yang dikobarkan oleh pemerintah semakin berapi-api
seakan memberikan sebuah fenomena baru akan lahirnya arti sebuah kesejahteraan
dan keadilan merakyat dan merata. Namun, kenyataan itu sangat jauh dari yang
diharapkan bahkan kebanyakan masyarakat bersuara untuk menuntut janji-janji yang menuai
fatamorgana. Hal ini sangat mungkin, kata fatamorgana telah meraja relah diberbagai
pelosok dan kata-kata itu dimiliki oleh segenap oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab.
Sama halnya dengan program transmigrasi, masyarakat dan
kalangan mahasiswa kaum intelektual pada khususnya jangan mudah terpengaruh,
jangan mudah terhipnotis hal itu haruslah dikaji secara matang apa dampak besar
yang akan terjadi dimasa depan.
"Oleh sebab itu sekali lagi kami nyatakan
IPPELMAS Meulaboh Menolak keras
Transmigrasi yang masuk ke Simeulue, pembangunan transmigrasi
dikhususkan bagi masyarakat pribumi dan kami mengharapkan kepada seluruh
kalangan untuk dapat menyuarakannya demi sekejahteraan masyarakat Simeulue
terutama seluruh IPPELMAS se-Indonesia sebagai garda terdepan Pemuda dan
Mahasiswa Kabupaten Simeulue," tegasnya. [red]