-->









 





Menag Apresiasi Hubungan Ulama dan Umara di Aceh

29 Maret, 2016, 22.49 WIB Last Updated 2016-03-29T15:50:05Z


LHOKSUKON - Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Dedy Agus Purwanto, SH menyambut kehadiran Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin beserta rombongan saat tiba di bandara Malikussaleh, Senin (28/3) pukul 17.00 WIB.

Diiringi Tradisi Tari Ranup Lam Puan sebuah tarian tradisional suku Aceh juga menyambut kehadiran Menteri Agama RI, dan dihadiri Bupati Aceh Utara, H. Muhammad Thaib, Ketua STAIN Lhokseumawe Hafifuddin, Danlanal Lhokseumawe, dan para pejabat di Aceh Utara dan Lhokseumawe, dalam kunjungan kerjanya ke Islamic Center dan Pendapa Bupati Aceh Utara.

Setibanya di Pendopo Bupati Aceh Utara, Menteri Agama RI disambut dengan tradisi peusijeuk (tepung tawar) oleh Ketua Majelis Adat (MAA) Aceh Utara, Prosesi adat Aceh ini selalu dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke Aceh.

Usai dipeusijuk, Menteri Lukman Hakim menuju ke Mesjid Islamic Center Lhokseumawe shalat magrib jamaah dan menyampaikan tausiah singkat.

Selama di Aceh Utara, Menteri Agama Lukman Hakim akan mengisi kuliah umum di Kampus STAIN Lhokseumawe dan Ziarah ke Makam Malikussaleh, Selasa (29/3/2016).

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, mengapreaseasikan hubungan ulama dan umara (pemimpin) di Aceh, yang begitu terpelihara dan memiliki sejarah tersendiri dalam hubungan tersebut. hal tersebut disampaikannya pada acara silaturahmi antara para tokoh masyarakat dan pejabat daerah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, yang berlangsung di Pendopo Bupati Aceh Utara.

Lanjutnya, Aceh merupakan contoh terbaik dalam hubungan kedua unsur dimaksud, dimana ulama dan umara selalu bersinergi dalam kehidupan dan pemerintahan. Hal itu menurut Saifuddin, karena Aceh memiliki nilai historis terhadap sinergitas kedua unsur tersebut.

"Simbiosis Mutualizm yang terjadi antara ulama dan umara di Aceh, saling memberikan kebaikan dan juga saling melengkapi," ucap Menteri Agama.

Jelasnya lagi, peran ulama memberikan kontribusi kepada umara melalui nilai-nilai agama agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Begitu juga sebaliknya, peran umara memberikan kontribusi kepada ulama terhadap pemeliharaan nilai-nilai keagamaan. Selain saling melengkapi, ulama dan umara di Aceh juga memiliki peran saling mengimbangi dalam pelaksanaan fungsi masing-masing unsur tersebut, ujar Menteri Agama.

Mengingat Aceh memiliki sejarah dalama sinergitas dua unsur dimaksud, juga dikenal sebagai Serambi Mekah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya, sinergitas dua unsur tadi dalam pembangunan, patut dicontoh oleh daerah-daerah lain di nusantara.

"Mudah-mudahan apa yang telah dipraktikkan oleh Aceh dalam menjaga hubungan serta sinergitas dua unsur tersebut yang begitu terjaga, dapat menjadi contoh bagi daerah lain," terang Menteri Agama. [Rajali]
Komentar

Tampilkan

Terkini