LHOKSUKON - Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf
Dedy Agus Purwanto, SH menyambut kehadiran Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin
beserta rombongan saat tiba di bandara Malikussaleh, Senin (28/3) pukul 17.00
WIB.
Diiringi
Tradisi Tari Ranup Lam Puan sebuah tarian tradisional suku Aceh juga menyambut
kehadiran Menteri Agama RI, dan dihadiri Bupati Aceh Utara, H. Muhammad Thaib,
Ketua STAIN Lhokseumawe Hafifuddin, Danlanal Lhokseumawe, dan para pejabat di
Aceh Utara dan Lhokseumawe, dalam kunjungan kerjanya ke Islamic Center dan
Pendapa Bupati Aceh Utara.
Setibanya
di Pendopo Bupati Aceh Utara, Menteri Agama RI disambut dengan tradisi
peusijeuk (tepung tawar) oleh Ketua Majelis Adat (MAA) Aceh Utara, Prosesi adat
Aceh ini selalu dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke Aceh.
Usai
dipeusijuk, Menteri Lukman Hakim menuju ke Mesjid Islamic Center Lhokseumawe
shalat magrib jamaah dan menyampaikan tausiah singkat.
Selama
di Aceh Utara, Menteri Agama Lukman Hakim akan mengisi kuliah umum di Kampus
STAIN Lhokseumawe dan Ziarah ke Makam Malikussaleh, Selasa (29/3/2016).
Menteri
Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, mengapreaseasikan hubungan ulama dan umara
(pemimpin) di Aceh, yang begitu terpelihara dan memiliki sejarah tersendiri dalam
hubungan tersebut. hal tersebut disampaikannya pada acara silaturahmi antara
para tokoh masyarakat dan pejabat daerah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh
Utara, yang berlangsung di Pendopo Bupati Aceh Utara.
Lanjutnya,
Aceh merupakan contoh terbaik dalam hubungan kedua unsur dimaksud, dimana ulama
dan umara selalu bersinergi dalam kehidupan dan pemerintahan. Hal itu menurut
Saifuddin, karena Aceh memiliki nilai historis terhadap sinergitas kedua unsur
tersebut.
"Simbiosis
Mutualizm yang terjadi antara ulama dan umara di Aceh, saling memberikan
kebaikan dan juga saling melengkapi," ucap Menteri Agama.
Jelasnya
lagi, peran ulama memberikan kontribusi kepada umara melalui nilai-nilai agama
agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Begitu juga sebaliknya, peran umara
memberikan kontribusi kepada ulama terhadap pemeliharaan nilai-nilai keagamaan.
Selain saling melengkapi, ulama dan umara di Aceh juga memiliki peran saling
mengimbangi dalam pelaksanaan fungsi masing-masing unsur tersebut, ujar Menteri
Agama.
Mengingat
Aceh memiliki sejarah dalama sinergitas dua unsur dimaksud, juga dikenal
sebagai Serambi Mekah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya, sinergitas dua unsur
tadi dalam pembangunan, patut dicontoh oleh daerah-daerah lain di nusantara.
"Mudah-mudahan
apa yang telah dipraktikkan oleh Aceh dalam menjaga hubungan serta sinergitas
dua unsur tersebut yang begitu terjaga, dapat menjadi contoh bagi daerah
lain," terang Menteri Agama. [Rajali]