![]() |
| IST |
JAKARTA - Sikap Menteri
Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang bersedia meminta maaf atas terjadinya
"horor" mudik lebaran 2016, patut diapresiasi. Sikap tersebut
membuktikan jiwa kenegarawanan Tjahjo Kumolo jauh melampaui Presiden Jokowi dan
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Padahal jika dicermati,
soal mudik bukanlah domain dari Kemendagri, tetapi merupakan tanggung jawab Kemenhub
dan juga Presiden Jokowi sebagai kepala pemerintahan.
“Namun saat berita horor
mudik mulai meluas, baik Menteri Perhubungan Ignasius Jonan maupun Presiden
Jokowi tampaknya terlalu sombong untuk meminta maaf,” demikian kata Sekretaris
Jenderal HUMANIKA, Sya’roni kepada LintasAtjeh.com, Senin (11/7/2016) melalui
siaran persnya.
Sebaliknya, sambung Sya’roni,
Presiden Jokowi lebih menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dianggap
terlambat menuntaskan infrastruktur. Demikian juga Menteri Perhubungan Ignasius
Jonan yang menolak pemberitaan jika horor mudik terjadi karena kelelahan di
tol.
“Sikap bebal Presiden
Jokowi dan Menhub Ignasius Jonan membuktikan bahwa keduanya tidak layak disebut
sebagai negarawan. Sama sekali tidak terlontar penyesalan meskipun gagal
memberikan pelayanan terbaik untuk rakyat,” sindir Sekjend Himpunan Masyarakat
Untuk Kemanusiaan dan Keadilan.
“Tidak berlebihan jika
Tjahjo Kumolo layak digadang untuk menggantikan posisi Jokowi. Rakyat yang
sudah terlanjur kecewa mulai terobati dengan permintaan maaf Mendagri Tjahjo
Kumolo. Presiden Jokowi dan Menhub Ignasius Jonan jika tidak segera meminta
maaf sebaiknya segera mengundurkan diri saja,” pungkasnya.[Rls]

