ACEH
TAMIANG – Saat ini bergulir wacana dalam pembahasan draf RUU
tentang pemilu yang tengah diselesaikan Kementerian Dalam Negeri, untuk
menghasilkan keterpilihan legilatif yang berkualitas, dimana muncul isu akan
ada pengetatan calon dari latar belakang artis.
RUU tersebut dinilai
diskriminatif oleh sejumlah kalangan politikus, sebab artis yang maju dalam
pemilu dan saat ini duduk di legislatif dan ekskutif memiliki prestasi dan
sudah melakukan transformasi dari keartisan menjadi politikus tulen.
Lantas, bagaimana
tanggapan Anggota DPD RI asal Aceh, yang memiliki latar belakang seorang artis
dan sudah berbuat banyak setelah terpilih melenggang ke Senayan.
H. Sudirman yang lebih
dikenal dengan sapaan Haji Uma yang booming dalam serial komedi Aceh Empang
Breuh ini, mengatakan sebenarnya pihak pemerintah sendiri sudah mengakui artis
dan seniman itu sebuah profesi.
“Bukankah sekarang sudah
dibentuk badan ekonomi kreatif, bahkan menjadi usulan prolegnas RUU yang sedang
di godok DPD RI Komite III. Ini adalah sinerjitas pemerintah dalam pendapatan
negara yang tidak lagi tertumpu pada mengexploitasi alam. Maka dari itu profesi
artis adalah salah satu dari 16 (enam belas) bidang di ekonomi kreatif,”
katanya saat dihubungi LintasAtjeh.com, Jum’at (26/8/2016).
Menurut Haji Uma, bicara
tentang seniman tidak bisa berbuat banyak di dalam politik tentunya bidang
politik apa dulu yang kita pertanyakan. Kalau dalam membuat regulasi budaya
seni dan tatanan sosial itu memang ranahnya artis.
“Kalau terkait UU
pemerintahan, saya yakin yang tidak sekolah hukum juga tidak mampu. Karena juga
banyak dari anggota dewan sekarang yang latar belakang pedagang maupun pengusaha.
Apakah mereka mengerti hukum?” tanyanya balik.
“Hanya negara kita, Indonesia yang memandang seniman itu dengan
sebelah mata, tapi di India malah menjadi penggerak ekonomi,” imbuhnya mantap.
Dan Arnold di Amerika,
lanjut dia, sukses nenjadi gubernur, maka kita harus dewasa dalam memberi
pernilaian. Legitimasinya masyarakat itu sangat akurat, karena selama ini
justru masyarakat dibodohkan dan dipolitisir oleh orang-orang jago politik.
“Adapun dinamika yang
berkembang, artis itu tidak produktif itu kembali semua kepada individu, karena
pada dasarnya semua sama,” pungkasnya.[Zf]