MEDAN –
Tahapan Pilkada Aceh 2017 sudah berjalan dengan ditandai pendaftaran calon
perseorangan. Tentu ini menjadi kabar gembira bagi seluruh rakyat Aceh, karena sudah
muncul para calon kandidat yang bertekad untuk membuat perubahan kearah yang
lebih baik untuk Aceh. Baik dari segi pembangunan, kemakmuran serta penegakkan
syariat Islam secara kaffah di negeri berjuluk Serambi Mekkah.
Namun tekad itu,
seyogyanya jangan sekedar janji dan pemanis kata menjelang pemilihan kepala daerah
saja. Ibarat musim buah “Banyak kampret” cuma datang untuk menikmati
buah perdamaian saja.
“Sepuluh tahun 10
perdamaian Aceh, jangan hanya menjadi simbol saja. Jangan nikmat buah
perdamaian Aceh hanya dinikmati segelintir orang dan saling berebut kekuasaan
dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat. Padahal rakyat saat ini semakin
miskin, semakin melarat, demikian juga nasib para mantan kombatan tidak lebih
baik,” demikian dikatakan salah seorang mantan kombatan GAM Wilayah Deli (D-05),
kepada LintasAtjeh.com, Selasa (9/8/2016).
Pria berkacamata yang
akrab disapa Heri Payung ini merasa geram, karena sikap para mantan petinggi
GAM yang tidak memiliki kepedulian terhadap pelaku sejarah dalam membantu
perjuangan GAM ketika konflik melanda di Aceh.
“Coba tengok nasib para
mantan anggota GAM Deli, mereka nasibnya tak tentu. Kerja serabutan, tak pernah
dipedulikan. Apa begitu cara menghargai para mantan pejuang GAM?” ujar Heri
Payung kesal.
Lanjut
dia, bukan hanya
nasib kami yang tidak tentu. Rekan-rekan mantan GAM Deli yang sudah
kembali ke
beberapa daerah di Aceh juga tidak ada kepedulian dari para pejabat
daerah dari
Mantan GAM yang sudah menjadi bupati/walikota dan anggota dewan. Atas
nama mantan GAM Deli, kami sudah habis kesabaran atas ketidakpedulian para pimpinan dan mantan petinggi GAM.
Sejumlah kekecewaan juga
dirasakan para janda-janda korban konflik, anak-anak yatim dan kaum dhuafa.
Mereka masih diperlakukan tidak adil dan dianaktirikan.
“Kita minta, para mantan petinggi
GAM yang akan maju untuk pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota di Aceh, untuk
membuka mata dan melihat penderitaan rakyat, membuka telinga untuk mendengar
keluh kesah mereka kemudian berbuat untuk memberikan keadilan yang dulu
diperjuangkan GAM menuntut Indonesia,” bebernya.
Kata dia, bagi kandidat yang
sudah mendeklarasikan diri sebagai calon Gubernur Aceh, diantara nama itu
banyak dari mantan petinggi GAM. Seperti Muzakir Manaf, Irwandi Yusuf, Zakaria
Saman dan dr. Zaini Abdullah untuk memahami betul permasalahan Aceh. Jangan
hanya bisa mengumbar janji setinggi langit namun berbeda dengan yang terjadi di
lapangan.
“Kita harap dalam pilkada
ini, para kandidat bisa berkompetisi secara sehat. Jangan ada intimidasi,
kekerasan terhadap hak bebas pemilih, jangan paksa masyarakat, biarkan
masyarakat untuk memilih sesuai pilihannya agar tidak menyesal 5 tahun
mendatang. Kita minta aparat keamanan juga bisa mengawal proses pilkada ini agar
berlangsung demokratis, jujur dan aman,” pinta Heri Payung.
“Ingat, jangan korbankan
rakyat untuk meraih kekuasaan. Dan ketika terpilih nanti jadilah pemimpin yang
amanah, bisa menjadi pemimpin milik seluruh rakyat Aceh dan bisa merangkul
seluruh anak bangsa Aceh guna membangun Aceh,” tutup Heri Payung.[Ar]