-->

Soetantyo Moechlas Sosok Tokoh Imaginer "Mukidi"

27 Agustus, 2016, 21.54 WIB Last Updated 2016-08-27T14:55:26Z

IST
JAKARTA - Siapa tak kenal Mukidi, sosok imajinernya bikin heboh, namun belum tentu kenal dengan penciptanya. Tribunnews berhasil mewawancarai, sosok di balik munculnya Mukidi, Sabtu (27/8/2016).

Melalui sambungan telepon Soetantyo Moechlas (62) bersuara ramah mulai menceritakan kisahnya bersama Mukidi. Ia tak menyangka Mukidi membuatnya bak selebriti.

Sekitar beberapa hari ini ia sibuk menerima wawancara wartawan bahkan setelah mengemuka dan viral soal humor Mukidi, di kondangan geger. Ia banyak dimintai untuk foto bersama, berbeda sebelum Mukidi jadi fenomena ia tak pernah diserbu untuk foto bersama.

Soetantyo yang saat ini disibukkan dengan menulis menjelaskan telah tiga buku diciptakan dari sosok imajiner humor Mukidi. Ia tak menyangka Mukidi membuatnya bak selebriti. Sekitar beberapa hari ini ia sibuk menerima wawancara wartawan bahkan setelah mengemuka dan viral soal humor Mukidi, di kondangan geger. Ia banyak dimintai untuk foto bersama, berbeda sebelum Mukidi jadi fenomena ia tak pernah diserbu untuk foto bersama.

Soetantyo yang saat ini disibukkan dengan menulis menjelaskan telah tiga buku diciptakan dari sosok imajiner humor Mukidi. Pada tahun 2012 lalu ia mengaku ditemui Deddy Mizwar dan seorang sutradara bernama Titien Wattimena (kepeda Tribunnews Soetantyo mengaku ia agak lupa dengan nama sutradara ini, ia menyebut: kalau tidak salah).

Oleh Deddy Mizwar dan sang sutradara Soetantyo mengaku diminta untuk membuat script atau naskah untuk film terkait humor Mukidi. Namun karena ia mengaku cukup sulit untuk merangkai kisah humor yang telah ia tulis menjadi cerita yang panjang akhirnya film tersebut batal.

"Saya memang membuat cerita Mukidi pendek-pendek agar gampang gongnya, kalau dibuat film sulit, karena kalau film agak panjang," ujarnya melalui sambungan telepon.

Meski demikian setelah ditanya bila ada yang kembali menawarinya untuk mengangkat kisah Mukidi di layar lebar, Soetantyo mengaku siap dan ini merupakan tantangan baru untuknya.

"Saya siap, saya tertantang ini, sesuatu yang baru. Memindahkan kisah tertulis menjadi visual. Menampilkan sebuah cerita yang disampaikan secara live," jelasnya.

Saat ini Soetantyo sedang memperbaiki naskah-naskah humor yang telah ia buat sebelumnya. Sebuah publiher telah menghubungi dan mau lihat materi miliknya.

"Saya udah kirim email, tapi saya mau edit dulu, masih banyak bahasa vulgar dan ada juga yang agak porno mau saya hilangkan dulu. Dulu asal masukin saja ke blog," jelasnya.

Soetantyo mengakui kisah-kisah humor yang ia tulis tak melulu karya darinya. Ia yang menciptakan sosok Mukidi kemudian kisah-kisah yang beredar ia adaptasikan. Ia mengisahkan, berawal dari rekan yang membantu membuatkan sebuah blog yakni ceritamukidi.wordpress.com, lalu cerita-cerita Mukidi ia posting di situ.

"Saya diajari caranya masukin materi, secara telaten beberapa kali  lama-lama jadi banyak," imbuhnya.

Kenapa bisa viral dan jadi fenomena? Soetantyo mengaku ia tak bisa menjawab secara pasti, namun ia menduga berawal dari broadcast lalu tersebar. Dan banyak yang mencari di Google dengan mengetik Mukidi lalu menuju ke blog miliknya yang dibuat sejak Agustus 2012. Ia menyadari kisah-kisah humor yang beredar ada yang bersumber dari blog miliknya namun ada juga yang berbeda.

"Bahasanya beda sekali, bahasanya agak vulgar. Cara bertuturnya beda," jelas dia.

Humor Mukidi yang beredar di group messenger saat ini tak sedikit yang mengulang kisah-kisah humor lama dengan tokoh berbeda namun sengaja diganti tokohnya menjadi Mukidi.

Ia pun memberikan contoh satu cerita karyanya. Cerita asli darinya membuat orang harus berpikir lalu tertawa.

"Ada kisah Mukidi pulang dari Cilacap naik bis malam Sinar Jaya.  Masuk Jakarta Cikampek, sopir ngebut penumpang pada tidur semua."

"Suatu kali sopir ngantuk lalu tiba-tiba ngerem mendadak, semua penumpang pada benjol dahinya karena terbentur bangku di depannya."

"Sebelah Mukidi ada ibu-ibu, kok hidung berdarah kenapa tadi? Tanya Mukidi. 

Si ibu menjawab, tadi saya ngupil."

Kisah humor Mukidi karya Soetantyo memang khas, bahasanya diatur, tidak vulgar dan mengajak pembaca berpikir.

Seperti sebuah kisah yang Tribunnews ambil dari blog miliknya.

Mobil yang ditumpangi Mukidi, Wakijan dan Samingan mogok di tengah persawahan jauh dari sana-sini, tengah malam pula. Tidak ada orang atau satu  mobilpun  yang lewat untuk dimintai pertolongan. Mereka memutuskan untuk bermalam di situ.

Tiga bersahabat itu kemudian berjalan mencari tempat penginapan di sekitar itu. Setelah berjalan cukup jauh mereka akhirnya sampai di sebuah rumah petani pemilik peternakan sapi.

“Selamat malam pak,” sapa Mukidi,”mobil kami mogok, boleh kami menumpang bermalam?”

“Selamat malam,” jawab orang tadi,“maaf saya hanya petugas jaga di rumah ini, yang punya rumah sedang kondangan ke kota, jadi saya tidak bisa memberi ijin…”

“Tolong deh pak, kami bisa tidur dimana saja koq,” sambung Wakijan yang sudah kepenatan.

“Wah bagaimana ya, paling-paling saya hanya bisa mengijinkan bapak-bapak tidur di kandang sapi, kalau mau.”

Singkat kata mereka yang sudah kelelahan luar biasa itu setuju. Mereka lalu diantar menuju kandang sapi dan memilih tempat masing-masing di atas tumpukan jerami.

“Hoahm… aku gak bisa tidur…” keluh Mukidi, “lapar…”

“Aku juga gak bisa tidur kalau lapar gini, makan siang tadi cuman sedikit…” sahut Wakijan.

“Bagaimana kalau kita minum susu sapi saja?” Samingan tiba-tiba punya ide brilian.

Mereka serempak setuju, lalu mengendap-endap di dalam kandang yang gelap itu.

“Hmmmm… lezat sekali susu sapiku… “ celetuk Mukidi, “kenyang aku dibuatnya…”

“Susu segar dari sapiku juga membuatku kenyang,” sahut Wakijan.

“Susu sapiku, isinya koq cuman sedikit ya?” kata Samingan, “rasanya juga aneh…”

“Cari puting yang lainnya dong, puting yang itu mungkin sudah kosong…” kata kedua sahabatnya.

“Tapi puting sapiku cuman satu,” jawab Samingan masih bingung, “panjang pula ukurannya…”

Pasti agak berpikir sebentar lalu ngakak bukan?

Itu sebuah contoh karya Soetantyo humor yang mengajak pembaca berpikir lalu tertawa ngakak. Menunggu karya Soetantyo? Sabar ya sebentar lagi buku terbarunya akan hadir dan siapa tahu ada produser film yang tertarik bawa Mukidi ke layar lebar. Kita tunggu saja, yang jelas Soetantyo sudah siap dan mengaku tertantang.[Tribunnews]
Komentar

Tampilkan

Terkini