-->

USAID Tingkatkan Kualitas PPL Mahasiswa Calon Guru Jenjang SD dan MIN

30 Agustus, 2016, 23.31 WIB Last Updated 2016-08-30T16:31:52Z
BANDA ACEH - Praktik pengalaman lapangan (PPL) merupakan salah satu fase penting untuk memberikan bekal pengalaman mengajar yang baik bagi mahasiswa calon guru. Mereka perlu mendapat bekal pengalaman mengajar yang baik didampingi dan dibimbing secara kolaboratif oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) dan guru pamong (GP).

USAID Prioritas bersama dengan LPTK (FKIP Unsyiah dan FTK UIN Ar Raniry) memandang perlunya peningkatan peran efektif DPL dan guru pamong dalam melakukan pembimbingan pada para mahasiswa praktikan. Selama ini, komunikasi  antara DPL, guru pamong dan mahasiswa praktikan cenderung searah dan kurang intensif, sehingga pemantauan perkembangan kemampuan mengajar praktikan kurang komprehensif.

“Pelatihan diharapkan bisa memberikan masukan alternatif untuk pembimbingan,” jelas Ridwan Ibrahim, Coordination USAID Prioritas Aceh, disela-sela Pelatihan Nasional Dosen Pembimbing Lapangan dan Guru Pamong untuk meningkatkan PPL mahasiswa lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), disalah satu Hotel Banda Aceh, Selasa (30/8/2016).

"Kita harus betul-betul mempersiapkan ini, sehingga saat mahasiswa praktikan melakukan PPL mereka mendapatkan praktikan yang baik di sekolah dan ini menjadi bakal saat mereka menjadi guru," ungkap Ridwan.

Kegiatan pelatihan dihadiri 60 orang terdiri dari 20 orang DPL, 20 orang guru pamong dari sekolah mitra Unsyiah dan UIN Ar Raniry dan 20 orang mahasiswa sebagai prktikan yang berasal dari FKIP Unsyiah dan UIN Ar Raniry.

Dosen UIN Ar Raniry, Mawardi, S.Ag, MPd,  menjelaskan bahwa pelatihan yang dilakukan USAID Prioritas dapat menjadi refleksi dan acuan pelaksanaan PPL, baik dosen maupun guru pamong.

"Perlu ada pendamping dan komitmen dari institusi sekolah dan LPTK untuk melihat apakah mahasiswa dan calon guru benar-benar melaksanakan yang sudah diterima dalam perkuliahan. PPL ini bukan hanya guru berguna bagi mahasiswa calon guru, tapi juga bagi sekolah karena mahasiswa mempraktikkan pembelajaran aktif terbaru dan belajar bersama guru pamong untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah," papar Mawardi.

Sementara, Guru Pamong SDN 54 Banda Aceh, Ana Mujriyanti, S.Pd, mengakui pelatihan yang mempertemukan dosen dan guru menciptakan sebuah forum pertemuan informasi dan memberikan solusi aplikatif untuk masalah PPL yang dihadapi di lapangan. Salah satu masalah yang sering terjadi di lapangan, miskomunikasi antara pihak kampus dan sekolah.

“Pelatihan ini membuka sharing antara DPL dan guru pamong yang memiliki scope kerja masing-masing. Selain itu, bisa dipelajari permasalahan oleh LPTK dan sekolah bisa dipelajari dan saling berbagiuntuk menyelesaikan  masalah yang ada di daerah sendiri,” kata Ana.[Dw]
Komentar

Tampilkan

Terkini