BANDA
ACEH
- Program studi ilmu politik bekerjasama dengan Komisi Independen Pemilihan
(KIP) Kota Banda Aceh menggelar seminar publik dengan tema: “Mahasiswa Cerdas
Berdemokrasi: Peran Kampus dan Partisipasi Aktif pada Pilkada Aceh 2017”. Acara
ini berlangsung di Aula FISIP Unsyiah, Jumat (11/11/2016).
Seminar publik ini
menghadirkan dua orang pemateri yaitu, Komisioner KIP Kota Banda Aceh (Aidil Azhary, SH), Wakil Dekan I FISIP
Unsyiah yang sekaligus merupakan pengamat Pilkada Aceh (Dr. Effendi Hasan, MA).
Acara ini dimoderatori oleh Radhi Darmansyah, MSc, selaku koordinator program
studi ilmu politik FISIP Unsyiah.
Jalannya seminar publik
diikuti peserta dengan sangat antusias dan cukup alot. Peserta yang hadir
mencapai seratus lima puluh orang yang mewakili berbagai unsur, diantaranya
Akademisi, mahasiswa, KIP Banda Aceh, Perwakilan Ormas, Komunitas dan
masyarakat umum.
Ardiansyah, MA, selaku
ketua pelaksana menyampaikan bahwa diadakannya seminar publik bertajuk
mahasiswa cerdas berdemokrasi ini bertujuan untuk menghimbau dan
menginformasikan pentingnya peran kampus dan pertisipasi mahasiswa dalam
mewujudkan Pilkada yang berkualitas agar dapat melahirkan pemimpin yang sesuai
dengan harapan masyarakat demi kemajuan Aceh di masa mendatang.
“Sikap dan tingkah laku aktor politik yang selama ini
cenderung mengabaikan aspirasi dan mengecewakan masyarakat membuat kepercayaan
mahasiwa luntur terhadap para aktor politik beserta agenda-agenda politik yang
dilaksanakan,” jelasnya.
Sementara itu, Aidil
Azhary, SH, menyampaikan tentang informasi terkait tata pelaksanaan Pilkada
serta aturan penyelenggaraannya, seperti menghimbau mahasiswa untuk melakukan
pengecekan pemutakhiran data pemilih di website KPU. Dirinya juga menghimbau
mahasiswa dalam menentukan pilihan politiknya harus memperhatikan visi misi
serta program kerja yang dijanjikan oleh para kandidat.
“Mahasiswa harus cerdas
dalam menentukan pilihan dan kampus juga harus bisa berperan aktif dalam menyukseskan pilkada ini,” paparnya.
Sementara, Dr. Effendi
Hasan, MA, dalam paparannya menjelaskan selama ini pelaksanaan pesta demokrasi
di Aceh marak terjadinya masalah, seperti masih terjadinya kekerasan dan
intimidasi, maraknya money politik, tidak netralnya pihak penyelenggara dan
adanya intervensi terhadap hasil Pilkada.
“Oleh karenanya, kampus
dan mahasiswa harus melakukan upaya-upaya seperti mendorong elit agar memberi
pencerdasan politik, adanya penegakan hukum yang tegas, penyelenggaraan
Pilkada yang profesional dan independen serta mendorong partisipasi aktif seluruh
elemen masyarakat,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa
akademisi tidak hanya sekedar berteori
akan tetapi harus bisa merelevansikan teori yang dipelajari tersebut untuk
dipraktikkan secara empiris.
“Karena ini merupakan
bentuk pengabdian masyarakat yang juga merupakan bagian dari fungsi akademisi
yaitu tri dharma Perguruan Tinggi, seperti pencerdasan pemilih dengan membedah
visi misi calon baik calon gubernur maupun bupati/walikota,” tegasnya.
Pada akhir penyampaiannya
ia juga mengharapkan semoga pilkada 2017 nantinya dapat berjalan dengan
semestinya dan dapat melahirkan pemimpin yang amanah.[Rls]