ACEH SELATAN - Tim Serapan
Gabah Petani (Sergap) Staf Teritorial Angkatan Darat (Sterad) Kolonel Inf Ate
Ajat W selaku ketua tim monitoring didampingi Kolonel Inf Mukhlis serta Pasi
Bakti TNI Korem 012/TU Mayor Inf T.M.Khair melaksanakan kunjungan kerja dalam
rangka pemantauan (monitoring) ke Posko Sergab Petani 2017, bertempat di aula
kantor Camat Meukek, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa (13/06/2017).
Kehadiran Tim monitoring
Mabesad ke posko Sergap petani disambut oleh Dandim 0107/Asel Letkol Kav Hary
Mulyanto, Camat Meukek Abdul Latif, Kapolsek Meukek Iptu Junaidi, Danposramil
Meukek Pelda Adri Rahdian, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikura Distan Kabupaten
Aceh Selatan Murtaza, Kasum Sub Divre Bulog Blangpidie Armia, Kepala BPP
Kecamatan Meukek Cutdin Muska dan 25 orang petani yang tergabung dalam kelompok
tani Kecamatan Meukek.
Kedatangan tim Sergap
Mabesad ke wilayah pertanian Kodim 0107/Aceh Selatan merupakan bentuk kerjasama
antara TNI AD dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI guna melaksanakan
monitoring terhadap perkembangan pencapaian target serapan gabah petani secara
langsung di wilayah Aceh Selatan.
Pada acara monitoring
Sergap petani tersebut, Ketua Tim
Monitoring Mabesad menyampaikan bahwa maksud dan tujuan kedatangannya adalah
salah satu bentuk pemantauan atas hasil pencapaian target serapan gabah petani
oleh bulog di wilayah subdivre Blangpidie yang mencakup Kabupaten Aceh Selatan.
"Program pemerintah
menyerap gabah petani sudah disiapkan anggaran dengan subsidi, sebetulnya yang
diutamakan adalah gabah dibawah kualitas dengan tujuan agar petani yang
panennya tidak terlalu bagus bisa mendapatkan juga hasil, sehingga terjamin
kesejahteraan petani dan tidak meninggalkan pekerjaan bertani," jelasnya
dihadapan para petani.
Angkatan darat sudah
memberikan perhatian dan peran penuh serta konsen dalam monitoring, mengawal
kedaulatan pangan yang telah dicanangkan pemerintah melalui Kementerian
Pertanian serta berupaya untuk memberdayakan peningkatan kesejahteraan petani
melalui penyerapan gabah petani, bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian
(Alsintan) dan lain sebagainya.
Selain itu, tim monitoring
mabesad Kolonel Inf Muklis juga menegaskan pekerjaan ini bukan hanya milik TNI
tapi tugas kita bersama TNI, Dinas Pertanian, Polri, Bulog, Instansi terkait,
Mitra tani dan petani itu sendiri.
"Bulog agar menjemput
bola, datangi petani untuk membeli gabah dan padi karena biaya operasional
bulog sudah disediakan di provinsi. Tidak ada alasan untuk subdivre terkendala
dalam operasional melayani petani," tegas Kolonel Mukhlis.
"Begitu juga Kodim,
dampingi petani dan jemput hasil panen padi, kemudian antarkan hasil serap
gabah petani ke bulog supaya petani fokus dan terbantu meringankan kerjanya
sehingga tercapai target," lanjut Kolonel Mukhlis.
Kolonel Mukhlis
menambahkan, apa saja keluhan dan kendala yang dihadapi petani, dalam
kesempatan ini kita bahas dan akan kita sampaikan pada saat rapat koordinasi
pertanian.
"Saya sudah mencatat
keluhan petani, bapak marjan menyampaikan keluhan dan Kendala petani bahwa
pupuk tidak terpenuhi, sudah masanya tanam padi malah pupuk tidak ada,"
sebutnya mengulangi keluhan dari salah satu petani.
Menurut pantauan tim
monitoring, penyerapan gabah di wilayah Aceh Selatan Nihil, karena tidak ada
penggilingan dan mitra yang benar-benar mampu menampung hasil panen padi
petani, masyarakat juga tidak paham oleh karena itu perlu terobosan. Akan
tetapi wilayah Asel masuk nya ke divre Abdya. Selayaknya divre Abdya menyerap
gabah dari petani Asel.
Banyak masyarakat dan
petani tidak tahu apa itu Bulog. Petani tidak paham mekanismenya, oleh karena
itu diharapkan bulog harus melakukan sosialisasi.
"Perlu tahu bulog itu
adalah BUMN yang strategis. Bulog itu tidak boleh kosong beras dan harus
mengatur keseimbangan ketahan pangan dan memberikan subsidi yang sudah
dianggarkan pemerintah kepada masyarakat petani," jelasnya kepada Kasum
Subdivre bulog Abdya.
Disamping itu tim
monitoring juga menyampaikan pemberian
beras sejahtera kepada masyarakat miskin harus standar layak dan tidak ada
beras petani Aceh Selatan yang dijual keluar daerah. Ini tugas kepolisian dan
kodim untuk terus memantau.
"Jangan bermain main
dengan apa yg diberikan pemerintah kepada rakyat. Petani harus berani bicara,
jika ada benih tidak bagus, tidak layak, kurang bermutu dan penyerahan tidak
tepat waktu silahkan lapor," tegasnya.
Begitu juga dengan petani,
harus sungguh-sungguh dalam pelaksanaan karena pemerintah sudah mendukung
dengan memberikan bantuan subsidi sehingga dapat mendorong terciptanya ketahan
pangan dan kedaulatan pangan diwilayah Aceh Selatan, umumnya seluruh bagian
negara kesatuan republik indonesia sebagai harapan dari program kerjasama
pertanian antara TNI dengan Kementerian Pertanian RI.[Red]