-->








Anggota PPWI "Lagi Pikir Polisi Versus Novel"

31 Juli, 2017, 12.26 WIB Last Updated 2017-07-31T05:26:05Z
IST
JAKARTA - Seorang anggota Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Tangerang bernama H. Asroel Husein, menuliskan harapan hatinya terkait  kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan (Penyidik Senior KPK) beberapa waktu lalu. Namun hingga saat ini, justru kasusnya tidak jelas dan pelaku tidak tertangkap hingga saat ini.

Berikut harapan hati H. Asroel Husein yang diterima redaksi LintasAtjeh.com, Senin (31/07/2017).

Lagi Pikir Polisi versus Novel

Rasanya susah masuk di benak ini, bahwa Polisi Tidak Bisa menemukan "Siapa Penyiram Air Keras Ke Wajah Novel Baswedan"

Mana "Motor" yg digunakan pelaku? Itu Klunya !!! Masuk melalui klu itu.

Jatuh Kredibilitas dan Profesionalisme Polri bila tidak menangkap pelaku ini. Percuma alat2 itu canggih dan sekolah Tinggi2. Ayo Pak Kapolri Jend. Tito Karnavian Jaga eksistensi Polri sebagai Pengayom dan Pelindung masyarakat.

Harapan satu2nya Presiden Joko Widodo Harus Turun bentuk Tim Investigasi... Karena, Novel sdh pesimis (Tidak Percaya) Polri memeriksa dirinya.

Ingat !!! Novel Baswedan itu Perwira Menengah Polri, dia sangat faham bagaimana #cara jitu #intel polisi menangkap penjahat.

Juga sy Yakin Novel sbg polisi tdk punya niat untuk membusukkan institusinya.

Asroel Husein

Sementara itu, Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, mengatakan sebagai alumni PPRA-48 Lemhannas RI saya menyerukan kepada institusi Kepolisian Republik Indonesia, secara khusus kepada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Kapolda Metro Jaya, agar segera menangkap pelaku kejahatan terhadap warga Indonesia, Novel Baswedan. 

"Usut tuntas kasus ini, dan seret para pelaku beserta dalang-nya ke meja hijau," seru Wilson.

Ditegaskannya, jika kedua pejabat Mabes Polri dan Polda Metro Jaya itu tidak mampu menjalankan tugasnya, melindungi, mengayomi, melayani, menolong dan menegakkan hukum, sebaiknya mereka segera meletakkan jabatannya dan meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas kegagalan menjalankan tugasnya.

"Para pejabat Polri perlu selalu ingat bahwa rakyat Indonesia memberi makan mereka setiap hari, memberi pakaian kepada mereka, hingga pakaian dalam anak-istrinya, juga rumah kediaman dan kendaraan untuk mereka, dengan tujuan supaya mereka bekerja melayani rakyat, bukan jadi centeng para koruptor dan/atau pihak tertentu," ujarnya tegas.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini