-->








Pengamat: 'Umpan Pancing' Nobar Panglima TNI Paksa Keluar Simpatisan PKI

24 September, 2017, 11.48 WIB Last Updated 2017-09-24T04:48:06Z
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah menggunakan taktik "umpan pancing" untuk memaksa "keluar" simpatisan PKI di hadapan rakyat, tanpa harus menunjuk orangnya, yakni dengan cara mengajak nonton bareng (nobar) film Pengkhianatan G 30S/PKI.

Analisis itu disampaikan pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada intelijen (22/09/2017). "Setelah adanya perintah nobar film G 30/S PKI, muncul dengan sendirinya orang-orang yang menentangnya. Patut diduga, orang-orang ini simpatisan PKI. Rakyat bisa menilai sendiri siapa saja mereka, tanpa harus Panglima TNI menunjukkan orangnya," ungkap Baidhowi.

Menurut Baidhowi, taktik Panglima TNI sangat efektif untuk memberikan informasi kepada rakyat pihak-pihak yang menjadi simpatisan PKI saat ini. "Kalau Panglima menuduh simpatisan PKI tanpa bukti bisa saja dituntut. Tetapi, dengan orang-orang yang protes terhadap nobar, maka rakyat bisa menilai siapa saja simpatisan PKI itu," jelas Baidhowi.

Baidhowi menilai, antusiasme nobar film G 30S/PKI menunjukkan rakyat Indonesia percaya penuh kepada Panglima TNI. "Langkah yang dilakukan Panglima TNI dengan mengajak nobar sudah sangat tepat di tengah krisis ideologi masyarakat," jelas Baidhowi.

Kata Baidhowi, nobar film G 30S/PKI mewujudkan hubungan yang baik TNI dan rakyat. "Rakyat bersama-sama dengan TNI nobar. Dan rakyat dengan antusias bergotong royong untuk nobar," papar Baidhowi.

Selain itu, kata Baidhowi, cara Panglima TNI sangat efektif menumbahkan rasa cinta NKRI dan Pancasila tanpa harus menyatakan diri "Saya Pancasila, Saya Indonesia". "Yang biasa mengakui paling ber-Bhinneka Tunggal Ika dan membela Pancasila, tak ada suaranya untuk mendukung nobar film ini," pungkas Baidhowi.[Intelijen]
Komentar

Tampilkan

Terkini