IST |
SETIAP
tanggal
10 November, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai tonggak
sejarah perlawanan Bangsa Indonesia kepada tentara asing setelah Kemerdekaan
RI, 17 Agustus 1945.
Hari ini, tepat 10
November 2017, Bangsa Indonesia memeperingati Hari Pahlawan ke-72. Berikut
pesan-pesn pahlawan nasional yang wajib diketahui generasi penerus Bangsa
Indonesia.
Nyi
Ageng Serang
"Untuk keamanan dan
kesentuasaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan
tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan
melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya".
Jenderal
Sudirman
"Tempat saya yang
terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan .
met of zonder pemerintah, TNI akan berjuang terus".
Prof
DR. R. Soeharto
"Right of Wrong is my
country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka
justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya".
Prof.
Moh. Yamin, SH
"Cita-cita persatuan
Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh
kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri".
Supriyadi
"Kita yang berjuang
jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang
tinggi".
Teuku
Nyak Arif
"Indonesia merdeka
harus menjadi tujuan hidup kita bersama".
Abdul
Muis
"Jika orang lain
bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau
berjuang".
Pangeran
Sambernyowo KGPAA Mangkunegoro I
Rumongso melu handarbeni
(merasa ikut memiliki).
Wajib melu hangrungkebi
(wajib ikut mempertahankan).
Mulat sariro hangroso wani
(mawas diri dan berani bertanggung jawab).
Pattimura
"Pattimura-pattimura
tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan
bangkit".
Silas
Papare
"Jangan sanjung aku,
tetapi teruskanlah perjunganku".
Bung
Tomo
"Jangan memperbanyak
lawan, tetapi perbanyaklah kawan".
"Selama
banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah, yang dapat membikin secarik kain putih, merah
dan putih, maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun
juga".
Gubernur
Suryo
"Berulang-ulang telah
kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur dari pada dijajah
kembali".
Ir.
Soekarno
"Berikan aku 1000
orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda,
niscaya akan kuguncangkan dunia".
"Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya".
"Bangsa yang tidak
percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri
sebagai suatu bangsa yang merdeka".
"Perjuanganku lebih
muda karena mengusir penjajah, tapi perjuangamu akan lebih sulit karena melawan
bangsamu sendiri".
"Jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah".
Moh.
Hatta
"Pahlawan yang setia
itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela
cita-cita".
"Jatuh bangunnya
negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan
dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di
peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri
gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu
Pertiwi".
R.A
Kartini
"Tahukah engaku
semboyanku? Aku maul 2 patah kata yang ringkas itu sudah berapa kali mendukung
dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "Aku tidak
dapati" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku maul" membuat kita
mudah mendaki puncak gunung".[Red]