SIMEULUE - Ekonomi petani di Kabupaten Simeulue ternyata telah lama menurun serta tidak kunjung membaik hingga saat ini. Selama ini petani Simeulue sudah berusaha dan mengikuti kemauan pemerintah untuk menanam padi, jagung dan lainnya. Namun setelah hasil tani tersebut berhasil dipanen tetapi tidak mampu memperbaiki ekonomi sedikitpun.
Kepada LintasAtjeh.com, Kamis (11/01/2018), Kadis Pertanian Simeulue Suhelmi, SP, mengatakan menurunnya tingkat ekonomi di Simeulue bukan karena petani tidak mau kerja. Tapi disebabkan oleh tidak adanya penampung hasil tani di Simeulue.
"Kalau semua petani Simeulue tanam padi, jagung dan lainnya, lalu kemana gabah padi, jagung atau hasil tani lainnya akan dijual. Sementara untuk di Simeulue ini tidak ada investor atau penampung hasil tani tersebut. Nah hal inilah yang membuat para petani rugi dan ekonomi pun tidak bangkit di Simeulue," ungkap Suhelmi.
Menurut Suhelmi, pemerintah Simeulue hanya mampu membantu bibit dan lainnya untuk masyarakat, namun tidak bisa membantu soal kemana akan dijual hasil tani tersebut. Karena penjualan hasil tani di Simeulue harus melalui pengusaha atau penampung non pemerintah.
Dijelaskannya, pemerintah tidak bisa membeli atau menampung hasil tani tersebut. Hal inilah yang membuat para petani pulau kita ini tak pernah bangkit. Karena hal ini juga banyak petani Jawa di trans memilih pulang kampung karena tidak bisa bangkit.
"Saya berharap, ada orang-orang yang mau menampung hasil tani Simeulue ini. Karena dengan cara itulah masyarakat Simeulue itu bisa bangkit," tandas Suhelmi.
"Untuk tahun ini, hasil tani jenis padi yang bakal panen di Simeulue diperkirakan mencapai ribuan ton. Hasil tani ini hanya dikonsumsi sendiri dan tidak dapat menghasilkan uang untuk kelangsungan hidup petani di Simeulue," pungkasnya.[FIR]