BANYAK para pejabat dan intelektual menggunakan ibu jari atau jempol tangan untuk mempersilahkan tamunya dan bahkan mengapresiasi prestasi dan lain sebagainya. Coba kita perhatikan, jika setiap harinya kita selalu menggunakan ibu jari atau jempol, maka Insya Allah kekeluargaan akan terbangun dengan sendirinya, dengan demikian kekerasan tidak akan terjadi. Selain jempol mungkin kita bisa menggunakan lima jari untuk mempersilahkan tamunya. Coba pakai telunjuk untuk mempersilahkan, maka artinya lain.
Selain itu, kandungan dan makna positif tentang ibu jari, ada sisi negatif yang juga harus kita perhatikan dan berhati-hati dalam mengaplikasikannya. Disaat seseorang menunjukkan dengan ibu jari menghadap kebawah? Maka secara umum kita akan mengetahui artinya. Baik sebagai pesan hinaan atau semacam kode meremehkan atau sebagai pesan terkalahkan
Jempol punya arti penting bagi seseorang, bahkan jempol memiliki arti tersendiri dalam keseharian karena pada sosoknya terkandung banyak makna yakni tekad, kemauan, nalar (logika), bakat kepemimpinan, kegigihan (kepala batu atau bukan), bertemperamen membahayakan atau tidak.
Boleh dibilang ibu jari merupakan jari terpenting karena bisa bercerita banyak tentang pemiliknya. Ia menunjukkan intelektual, kemauan dan perwujudan kemauan. Ibu jari kuat yang ditemukan diantara jari-jari yang kuat akan menambahkan sifat positifnya. Sebaliknya, ibu jari yang lemah yang ditemukan di tangan yang kukuh akan menurunkan kualitas yang terkandung di tangan tersebut.
Konon seorang peramal tangan bangsa Indian dapat membaca sifat dan kisah kehidupan kliennya melalui ibu jari saja. Pada dasarnya, pendapat ini bisa dibilang terlalu ekstrem, karena ibu jari, meski memang bisa banyak bercerita tentang sifat-sifat pemiliknya, namun masih banyak unsur lainnya yang bisa dibaca mengenai seseorang termasuk telunjuk, jari tengah, jari manis, jari kelingking, garis tangan, warna tangan, bentuk tangan, garis tangan, tekstur, kekenyalan dll.
Ruas Jari
Ibu jari atau jempol, seperti halnya jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking, juga memiliki tiga ruas. Ruas atas adalah bagian yang ada kukunya. Ruas kedua adalah bagian tengah dan kemudian ruas dasar, yang berbatasan dengan pangkal ibu jari.
Ruas atas mewakili naluri seseorang dan kemauannya disebut sebagai ruas kemauan. Daerah ini menunjukkan perasaan jiwa dan hati yang dimiliki oleh setiap manusia, sebagai sumber untuk membuat suatu keputusan. Bisa dibilang ruas kemauan ini mengendalikan tekad pemiliknya.
Jika ruas atas ini lebih panjang dari ruas kedua, maka pemiliknya adalah seorang yang keras kepala dan ngotot bila memiliki kemauan. Ibu jari yang ruas atasnya sangat tebal dan gembung perlu diwaspadai. Pemilik ibu jari seperti ini mudah naik darah, mampu melakukan tindak kekerasan dan dalam banyak hal sangat keras kepala.
Apabila ruas kedua "berpinggang" pemiliknya adalah seorang yang simpatik dan diplomatis namun apabila berpinggang terlalu ramping, pemiliknya terlalu diplomatis, cenderung banyak basa-basi, terkadang bertele-tele dan condong licik. Orang seperti ini kurang dapat dipercaya kecuali mengenalnya dengan sangat baik.
Kelenturan
Selanjutnya, periksalah kelenturan ibu jari. Caranya adalah dengan menekuk ibu jari ke belakang (hati-hati jangan sampai patah) dan melihatnya apakah jari itu bisa menekuk dengan mudah. Bila demikian halnya, maka ibu jari ini bisa dianggap sebagai ibu jari yang fleksibel/lentur. Ini melambangkan pemilik yang serba-bisa yang bisa berlaku spontan dalam hidup. Orang tersebut bisa menerima perubahan dan bahkan memandang perubahan sebagai peluang. Jenis ini adalah tanda seseorang yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Sedangkan bila ibu jari bisa ditekuk jauh ke belakang hingga hampir menyentuh ruas tengah, maka pemiliknya tak segan-segan menganggap ide orang lain seakan-akan tergali dari dirinya. Ia adalah pencuri ide. Namun, jika berhadapan dengan barang, ia punya bakat sebagai kleptomaniak, bukannya ia penjahat kriminal, namun ia merasa bahwa barang tersebut adalah miliknya, atau setidak-tidaknya ia merasa berhak atas barang tersebut.
Di sisi lain, bila ibu jari bisa ditekuk hingga jauh ke belakang, maka pemiliknya bakal merupakan makanan empuk para pramuniaga. Ia dengan mudah diyakinkan untuk membeli barang dagangan yang mereka tawarkan. Lebih dari itu, pemilik ibu jari tersebut mudah pula jatuh iba pada kisah-kisah sedih yang mereka dengarkan kecuali ada tanda-tanda lain di tangan. Pendeknya orang ini bisa jadi seorang yang sangat emosional, mudah terharu, mudah iba dan bisa dimanfaatkan oleh orang lain dengan mudah.
Lalu, apabila ibu jari tidak bergeming atau hanya menekuk kebelakang sedikit, maka pemiliknya bisa dibilang sebagai seseorang yang keras kepala, teguh dan gigih serta bisa pula kaku dalam kehidupan ini. Orang ini susah menerima perubahan di lingkungannya dan sering kali berkutat dan bertahan pada sesuatu yang bagi orang lain dianggap sebagai tidak layak untuk dikejar atau diperjuangkan. Sekali mengambil keputusan, maka sulit baginya untuk mengubahnya.
Ruas atas jempol jari yang keras mencerminkan watak keras kepala. Ruas atas yang kenyal, yang dapat ditekuk sedikit ke belakang mencerminkan keluwesan, menunjukkan pikiran yang luwes, suatu kapasitas untuk menghargai perasaan dan pandangan orang lain yang berbeda dari pandangannya. Semakin lentur ditekuk ke belakang, semakin lentur pula pemiliknya dalam menerima pengaruh orang lain. Pada posisi ekstrim, ibu jari yang terlalu lentur menunjukkan bahwa pemiliknya terlalu mudah dipengaruhi oleh orang lain dan bahkan mudah dimanfaatkan oleh orang lain. Jika jempol jari itu bisa ditekuk jauh, maka pemiliknya mudah sekali dibujuk atau dirayu oleh orang lain dengan kata-kata manis atau janji-janji palsu.
Ukuran
Lalu, mengenai ukuran ibu jari, apabila ujung ibu jari mencapai lebih dari setengah dari ruas dasar/ketiga telunjuk, ibu jari tersebut dianggap berukuran panjang. Pemiliknya pintar dan banyak menggunakan akal pikiran. Si empunya ibu jari panjang memiliki dorongan batin yang kuat dan memiliki kemauan yang kuat pula. Mereka berpotensi untuk meraih keberhasilan. Pemilik ibu jari panjang dan berkembang baik, pada umumnya adalah orang yang berhasil. Mereka memiliki kemampuan kepemimpinan dan tidak plin-plan alias teguh hati. Mereka memiliki kemampuan mental strategi yang unggul.
Kesimpulannya, jika sehari-hari dalam berumahtangga menggunakan ibu jari atau jempol yang dimulai dari keluarga sendiri dan diaplikasikan ke tetangga terdekat, organisasi dan masyarakat secara umum, maka kekeluargaan dan kerukunan akan terjalin dan utuh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salam Kebangsaan
Siapa Kita ……. ?
Jawabnya : Indonesia.
Penulis: Moch. Efendi, SH (Alumni Taplai Lemhannas Angkatan I Jatim, Wakil Sekretaris Forum Pembauran Kebangsaan Jawa Timur)