-->








Irjen Pol Arman Depari: Indonesia Jalur Laut Favorit Sindikat Narkoba

11 Februari, 2018, 09.03 WIB Last Updated 2018-02-11T02:03:44Z
BATAM - Deputi Pemberantasan BNN RI, Irjen Pol Arman Depari mengatakan permasalahan narkoba saat ini masih terus berjalan walaupun sindikat dari Iran dan Afrika sudah jarang masuk ke Indonesia tetapi yang sekarang ini masih aktif adalah jaringan Malaysia, Taiwan, China, Myanmar, Thailand dan beberapa negara Asean dengan jalur favorit para sindikat tersebut hingga saat ini masih menggunakan jalur laut. 

Untuk wilayah Kepri yang merupakan perlintasan jalur Internasional memiliki kerawanan sehingga perlu menyatukan semua pihak, terutama BNN tidak memiliki kapasitas dalam hal penanganan garis pantai di laut. 

"Berdasarkan hal itu, meminta bantuan kepada TNI AL yang langsung direspon dan membuahkan hasilnya yang sangat bagus," demikian kata Irjen Pol Arman Defari saat konferensi pers terkait kronologis penangkapan KM Sunrise Glory di Dermaga Lanal Batam, Batu Ampar, Kota Batam, Provinsi Kepri, Sabtu (10/02/2018).

Dijelaskannya, jalur laut yang sering digunakan oleh penyelundup narkoba dimulai dari ujung Timur Aceh sampai ke Lampung naik ke sebelah atas Kepri terus menuju Pantai Barat Kalimantan. Jalur ini mungkin akan digunakan lagi dan perlu diwaspadai suatu saat akan bergeser ke sebelah Timur," terangnya.

Disamping itu, berdasarkan data yang ada di BNN, ada sekitar 80 persen perdagangan narkoba menggunakan jalur laut. Namun, kegiatan ini bukan hanya di Indonesia. Berdasarkan PBB yang menangani masalah kejahatan obat terlarang, sekitar 80 persen kejahatan dan perdagangan obat terlarang di dunia menggunakan transportasi laut. 

Oleh karena itu, BNN akan bekerjasama dengan TNI AL, kepolisian, dan stake holder yang ada di Indonesia agar benar-benar bisa mengamankan garis pantai yang ada di Indonesia agar dapat terawasi dengan baik.

"Perlu berhati-hati karena bangsa Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, para sindikat narkoba internasional itu akan mengalihkannya ke Indonesia karena pangsa pasar di Indonesia sangat besar dengan jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa dengan generasi muda sekitar 40 persen yang sangat potensial untuk penyalahgunaan narkotika," jelasny lagi.

"Disamping itu, kemajuan ekonomi Indonesia dianggap oleh para sindikat narkoba, bahwa Indonesia memiliki cukup banyak uang," tutup Irjen Pol Arman Depari.[Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini