BANDA ACEH - Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan, MM., mengatakan kegiatan Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) dan Internalisasi Nilai Kebangsaan tidak hanya mampu meningkatkan pendidikan. Namun, kegiatan tersebut juga mampu meningkatkan wawasan kebangsaan sehingga semangat cinta tanah air semakin menguat di dalam hati.
Kisah dan semangat idealisme dan perjuangan para pahlawan Aceh di masa lalu tidak diragukan lagi, karena perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa tidak pernah berhenti di Aceh. Ketika daerah-daerah lain di Indonesia tunduk di tangan penjajah, Aceh adalah wilayah yang dengan lantang menyuarakan eksistensi Indonesia kepada dunia.
"Berkat perjuangan itu, dunia tidak pernah mengakui Indonesia sebagai wilayah taklukkan Belanda," kata Sekda Dermawan pada acara penyambutan peserta Lasenas dan Inti Nilai Kebangsaan di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Jum'at (27/04/2018).
Dijelaskan Sekda, sikap cinta masyarakat Aceh kepada Indonesia juga tidak diremehkan. Pada masa kemerdekaan, rakyat Aceh rela mengumpulkan hartanya untuk membeli dua unit pesawat terbang. Kedua pesawat tersebut kemudian dipergunakan untuk kepentingan Presiden Soekarno melakukan diplomasi ke berbagai wilayah.
Selain itu, orang Aceh juga menjadi kontributor utama berdirinya Tugu Monas Jakarta. Menurut Sekda Dermawan, bongkahan emas yang ada di puncak Tugu Monas merupakan pemberian Teuku Markam, salah satu saudagar Aceh.
"Jadi kalau dikatakan orang Aceh tidak cinta NKRI, itu adalah pandangan yang salah. Yang dituntut orang Aceh selama ini adalah sikap bijak dari penguasa agar pembangunan berjalan adil dan merata," ujar Sekda Dermawan.
Sekda Dermawan menilai masyarakat Aceh akan sangat senang untuk berbagi, berdiskusi maupun bertukar pengalaman mengenai sejarah, adat dan budaya Aceh.
"Mudah-mudahan dengan mengenal Aceh lebih dalam, bapak, ibu dan anak-anak kami semua semakin bangga dengan keberagaman yang ada di negeri kita," kata Sekda Dermawan.
Pada kesempatan tersebut, Sekda Dermawan juga tidak lupa mengimbau para peserta agar ketika pulang ke daerah masing-masing, menceritakan kondisi Aceh saat ini yang aman dan damai. Karena, selama ini banyak masyarakat luar yang memandang negatif terhadap kondisi Aceh.
Sebagai catatan, Lasenas merupakan kegiatan belajar sejarah dengan metode melawat objek-objek atau situs sejarah yang membangun memori kolektif peserta dan memberikan orientasi nilai-nilai kebangsaan, kejuangan dan rasa cinta tanah air.
Kegiatan ini akan dilakukan di Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Sabang. Lasenas diikuti oleh 550 siswa SMA/SMK/MA dan guru sejarah dari tiap provinsi di Indonesia.[Humas Aceh]