ACEH TIMUR - Sejumlah mantan Kombatan GAM Daerah ll Simpang Ulim meminta Wali Nanggroe Malek Mahmud, Muzakir Manaf, Sofyan Dawood dan semua kroni-kroninya segera angkat kaki dari Bumi Aceh. Karena keberadaan mereka pasca MoU sudah membiarkan kami bercerai berai tidak ada lagi saling kasih sayang antara satu dengan yang lain.
Hal tersebut disampaikan Tgk Ahmad Radak, mantan Panglima GAM Daerah II Simpang Ulim kepada LintasAtjeh.com, Kamis (03/05/2018) melalui telepon selularnya.
"Mereka telah melupakan amanah Wali Negara, Tgk Hasan Ditiro. Seharusnya kita semua tidak terpecah belah, harus bersatu bersama masyarakat Aceh," ujar Tgk Amad Radak yang menjadi Koordinantor dalam pernyataan sikap tersebut.
Ia menyampaikan bahwa masyarakat Aceh tidak kenal Malek Mahmud dan dia (Malek Mahmud_red) bukan warga Aceh, tetapi warga Negara Singapore.
"Saya beri waktu hingga lebaran Idul Fitri untuk Malek Mahmud angkat kaki dari Aceh. Kalau tidak, akan saya cari," tegasnya.
"Sudah sepuluh tahun kami seperti anak tidak ada orang tua, nasib kami lebih buruk dari sebelum MoU," ujar Tgk Amad dihadapan kombatan dan Wartawan di wilayah Aceh yang mengukuti acara sangat sedehana itu.
Menurut Tgk Amad, pihaknya sangat menyayangkan atas adanya tindakan perampasan hak-hak mantan kombatan GAM seperti, dana untuk kombatan 650 milyar rupiah yang diduga diambil oleh komplotan Muzakir Manaf.
"Dana tersebut tidak pernah kami terima, itu salah satu bukti mereka telah merampas hak-hak kami," sebut Tgk Amad yang selama ini sangat akrab bersama masyarakat desa di Wilayah Aceh Timur.
Lanjut dia, banyak hal lainnya setelah perjuangan sampai saat ini kami tidak mengetahui apa yang sudah mereka lakukan. Tugas dan tanggungjawab seorang Wali Nanggroe untuk mempersatu rakyat Aceh, bukan hanya duduk-duduk manis di gedung putih yang ber AC itu lalu kami dibiarkan begitu saja.
"Apabila hal ini tidak di indahkan, maka tunggulah kedatangan kami untuk mengusir mereka yang telah mengacaukan Aceh," tegasnya.
"Selama ini kami diam bukan berarti tidak tahu apa yang sudah mereka lakukan, Kami diam karena masih menghargai mereka. Namun bukan berarti kami harus terus menerus mengalah," tandas Tgk Amad.[Sm]