-->




Sambut HUT RI ke-73, Gadjah Puteh Kibarkan Merah Putih Raksasa di Kuala Paret

16 Agustus, 2018, 19.44 WIB Last Updated 2018-08-16T15:34:36Z
ACEH TAMIANG - Laskar Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gadjah Puteh mengibarkan Bendera Merah Putih sepanjang 17 meter dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-73 (17 Agustus 1945-17 Agustus 2018).

Sang saka Merah Putih berukuran raksasa itu dibentangkan diantara tebing cadas yang mengapit objek wisata pemandian Kuala Paret, di Desa Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang, Minggu (12/08/2018) pagi.

Rombongan LSM Gadjah Puteh harus melalui jarak tempuh yang jauh dengan medan jalan menantang, terjal dan berkelok, namun tidak menyurutkan semangat rakyat yang berjiwa patriotisme. Dengan sejumlah kendaraan adventure, bergardan dua itu demi membangkitkan rasa nasionalisme yang tinggi.

Selain untuk mengibarkan sang Merah Putih berukuran raksasa, ada juga sejumlah Bendera Merah Putih ukuran lebih kecil dikibarkan dengan tiang bambu disisi kanannya, berdampingan dengan baliho LSM Gadjah Puteh bertuliskan "Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami".

Direktur Eksekutif LSM Gadjah Puteh, Sayed Zahirsyah Al Mahdaly kepada LintasAtjeh.com di lokasi pengibaran bendera mengatakan kegiatan ini murni ide Gadjah Puteh dengan melibatkan purna praja dan komunitas pemuda Aceh Tamiang guna memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-73.

Rombongan LSM Gadjah Puteh memilih Kuala Paret sebagai tempat mengibarkan Bendera Merah Putih agar seluruh masyarakat yang berada di pelosok negeri ikut merasakan semangat perjuangan. 

"Jiwa raga kami terpanggil untuk ini. Kita ingin seluruh lapisan masyarakat ikut merasakan semangat juang mempertahankan NKRI," tandas Sayed.

Hari Kemerdekaan, menurut Gadjah Puteh, adalah momentum yang tepat untuk menjaga rasa patriotisme serta mengawal setiap jengkal wilayah NKRI.

"Meski berkorban tenaga dan biaya tidak menjadi soal bagi mereka, yang terpenting spirit yang ditunjukkan Laskar Gadjah Puteh mampu memotivasi saudara-saudara satu bangsa yang ada di seluruh pelosok dan wilayah terpencil di NKRI," ungkapnya. 

"Kita mau menunjukkan bahwa kita satu, bersaudara dan kita Indonesia," tukasnya.

Dijelaskan juga, proses menjahit bendera 17 x 4,5 meter itu memakan waktu selama tiga hari. Sedangkan pengibaran bendera 17 meter di ujung perbatasan Provinsi Aceh dengan Sumatera Utara, Desa Kaloy, Kabupaten Aceh Tamiang ini mengusung tema "Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami."

Selain misi mengibarkan Merah Putih, mereka juga ingin mempromosikan lokasi wisata alam Kuala Paret, di Desa Kaloy yang selama ini belum maksimal  dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat. 

"Panjang bendera 17 meter, maknanya adalah menyambut 17 Agustus. Sedangkan pada hari Minggu kita kibarkan di Kuala Paret, untuk menumbuhkan rasa nasionalisme bagi setiap para pengunjung yang berwisata kemari," ujarnya.

Sedangkan, untuk mencapai Kuala Paret dibutuhkan persiapan yang matang. Laskar Gadjah Puteh yang berjumlah sekitar 35 orang juga membawa perbekalan makan dan minum. Sebab, meski di tempat wisata tapi tidak ada orang berjualan disana.

Mereka berangkat dari ibu kota kabupaten, Karang Baru sekitar pukul 08.00 WIB menggunakan lima unit mobil double cabin. Jalan terjal berbatu dan menyusuri perkebunan kelapa sawit menjadi santapan perjalanan mereka.

"Akses menuju Kuala Paret bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dan empat. Dari Kuala Simpang jaraknya sekitar 65 kilometer atau memakan waktu 2 jam perjalanan darat. Meski dengan kendaraan khusus adventurer, tapi akses menuju Kuala Paret masih sulit diterobos," terangnya.

Sayed Zahirsyah menyatakan pesona Kuala Paret merupakan suatu objek wisata yang masih asri mempunyai daya tarik luar biasa. Siapapun yang ke sana ingin 'meniduri' kemolekan Kuala Paret (camping) yang menyajikan pemandangan hutan dan aliran sungai membelah batu cadas.

"Objek wisata ini cukup menawan dipoles oleh aliran sungai yang berbatasan langsung dengan hutan ekosistem Leuser sebagai balutan keasriannya," tuturnya.
Salah seorang purna praja, Eko Prasetyo mengatakan kegiatan positif seperti ini sangat diharapkan semua pihak agar dapat ikut mempererat tali persaudaran diantara kita. Namun, dalam perjalan menuju Kuala Paret, meski sudah diberi petunjuk arah kedatangan, masih ada sebagian pengunjung yang salah jalan.

"Saat pulang, pengunjung bisa saja tersesat, karena menemui tikungan jalan yang hampir sama," sebutnya.

Camat Tamiang Hulu, Iman Suhery alias Bayu yang ikut dalam rombongan menyatakan kegiatan ini luar biasa. Sebab, lokasi pemasangan bendera berukuran besar di tempat pariwisata, sehingga pengunjung mendapatkan pamandangan baru buat berswa foto alias selfie.
"Tidak kalah pentingnya pesan yang tersirat yaitu menumbuhkan rasa nasionalisme sesuai dengan  bulan Kemerdekan 17 Agustus," pungkasnya.[Red/ZF]
Komentar

Tampilkan

Terkini