-->








Peusaba: Walikota Banda Aceh Jangan Undang Kemarahan Ulama dan Rakyat!

21 Oktober, 2018, 09.34 WIB Last Updated 2018-10-21T02:34:13Z
BANDA ACEH - Ketua Peusaba mengaku terkejut mendengar Walikota Banda Aceh terbang ke Jakarta khusus untuk meminta dukungan melanjutkan proyek IPAL. 

Mawardi Usman meminta walikota tidak perlu meminta Pemerintah Pusat menjadikan pelindungnya dalam melanjutkan proyek IPAL dan PLTSa di Kompleks Makam Ulama di Gampong Pande dan Gampong Jawa. 

"Yang harus disadari bahwa Walikota Banda Aceh telah sengaja dan memang memiliki agenda menghancurkan situs Kesultanan Aceh Darussalam," ujarnya buka-bukaan kepada LintasAtjeh.com, Minggu (21/10/2018). 

Peusaba juga mengaku heran dengan kebencian walikota terhadap situs sejarah sehingga tega memusnahkan situs sejarah. 

"Padahal tokoh luar Aceh dari Kementerian hingga anggota DPR RI berusaha menghentikan IPAL di Gampong Pande dan Gampong Jawa. Sebab itu adalah wilayah tepi pantai dan juga wilayah wisata titik nol Islam," jelas Mawardi.

Jelas saja, pihak luar menggeleng-gelengkan kepala melihat Kompleks Makam Ulama jadi tempat pembuangan tinja dan sampah. 

Peusaba meminta Walikota Banda Aceh agar jangan memancing kemarahan para Ulama Aceh yang sejak masa lalu sebagai pejuang di jalan Allah. 

"Jika para ulama sudah marah maka rakyat akan marah. Jika rakyat sudah marah maka akan menghancurkan segalanya," pesannya mengingatkan.

Karena Peusaba masih berbaik hati, untuk itu meminta Walikota Banda Aceh agar sadar dan menggunakan hati nurani. Ingatlah kejadian Bani Israel yang menjadikan makam para Nabi dan Ulama di Baitul Maqdis sebagai tempat pembuangan sampah dan tinja.

"Mereka bertambah sombong melanjutkan maksiat. Akhirnya Allah mengirimkan hukuman sampai hari ini Bangsa Israel menjadi bangsa tanpa negeri," ujarnya.

Masih kata Mawardi, kami sangat berharap agar bapak walikota terhormat dapat berpikir bijak untuk bagaimana mewariskan hal-hal baik bagi generasi berikutnya. Walikota Banda Aceh merupakan pemegang amanah untuk memelihara ikon-ikon Aceh.

"Karena Banda Aceh bukan hanya milik orang Banda Aceh dan pemerintahannya saja. Tapi Banda Aceh merupakan ibukotanya orang Aceh dan ikonnya Aceh. Jadi kami hara,  jagalah baik-baik!" pintanya.

"Jangan sampai kebanggaan orang kami menjadi rusak dengan kebijakan anda. Dan kebijakan yang buruk akan anda pertanggungjawabkan di akherat nantinya, berbuatlah baik agar Allah dan seluruh penduduk langit memujimu," demikian tandas Mawardi Usman.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini