ACEH TAMIANG - Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Aceh Tamiang Masa Bakti 2018-2023 dikukuhkan oleh Ketua DPW Perhiptani Aceh, Drs. Hasanuddin Darjo, MM, Rabu (20/02/2019), sekira pukul 10.30 WIB.
Prosesi pengukuhan organisasi profesi para penyuluh tersebut bersamaan dengan pelaksanaan acara 'Lomba Asah Terampil Kelompok Tani' yang berlangsung di Lapangan 'Tribun' Belakang Kantor Bupati Aceh Tamiang.
Adapun nama-nama Pengurus DPD Perhiptani Aceh Tamiang Masa Bakti 2018-2023 adalah sebagai berikut: Safuan, SP, sebagai Ketua, Abdul Jabar SP, MP, sebagai Wakil Ketua, Edward Fadli Yukti, SP, sebagai Sekretaris, Kiki Hermawan, S.TP, sebagai Wakil Sekretaris dan jabatan Bendahara diamanahkan kepada Syarifah Fitriani, A.Md. Sementara pada bidang-bidang di antaranya, Thony Fajar KSP, S.Pt, sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi, Azwanil Fakhri, SST, M.Ikom, sebagai Ketua Bidang Humas dan Publikasi, Misno, SST, sebagai Ketua Bidang Kerjasama Lembaga.
Kemudian Dahnil Zulkarnaen, SP, sebagai Ketua Bidang Pengembangan Usaha dan Pengembangan, Paiman, SST, sebagai Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan. Abbas, SP, dikukuhkan sebagai Ketua Bidang Profesionalisme Penyuluh, dan M. Yunus, SP, M.Si, sebagai Ketua Bidang Hukum dan Advokasi.
Bupati Aceh Tamiang, H. Mursil SH, M.Kn, menyampaikan ucapan selamat kepada pengurus Perhiptani yang baru dikukuhkan dan menitipkan harapan juga memberikan motivasi kepada para pengurus organisasi profesi para penyuluh tersebut.
Selain itu, Bupati Mursil turut menyampaikan harapannya semoga Pengurus Perhiptani Aceh Tamiang yang diketuai oleh Safuan SP, mampu menjadi pelopor yang dapat mendorong kemajuan sektor pertanian di Bumi Muda Sedia.
"Harus diakui bahwa selama ini kita hanya berkutat pada proses produksi saja, tapi terabaikan pada sektor hulu, terutama pada tahapan penyediaan benih/bibit. Disinilah yang paling banyak menghasilkan dan paling vital," terang Bupati.
Lanjutnya lagi, hari ini sangat banyak benih atau bibit impor yang masuk ke Kabupaten Aceh Tamiang, bahkan untuk bibit bunga kertas saja harus impor dari Stabat, Sumatera Utara.
"Padahal kita punya banyak insinyur (sarjana) pertanian, banyak penyuluh, tapi kenapa bisa demikian?" ungkap Bupati yang disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin. [ZF]