-->








Peusaba: Jangan Ganggu Adat dan Situs Aceh! 

23 Februari, 2019, 20.23 WIB Last Updated 2019-02-23T13:23:52Z
BANDA ACEH - Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman tersenyum sinis ketika membaca berita Ketua MAA di Pltkan oleh Gubernur Aceh, padahal sudah terpilih secara mubes. 

Ketua Peusaba juga mengaku tidak heran membaca berita Walikota Gemilang Banda Aceh tetap mempertahankan pembuangan sampah dan PLTSa di Gampong Jawa. 

"Padahal jelas mereka tahu itu kawasan situs sejarah Istana Darul Makmur Gampong Pande Zaman Sultan Johan Syah Seljuq 1205," ungkap Mawardi dalam rilisnya, Sabtu (23/02/2019).

Peusaba mengingatkan rakyat Aceh bahwa ada dua bahaya besar yang mengancam yakni dilumpuhkannya adat budaya Aceh. Ketua Peusaba teringat kejadian tahun 1952 ketika Propinsi Aceh dibubarkan dan dileburkan dengan Sumatera Utara.

"Saat itu dengan sedih Gubernur Aceh Langkat dan Tanah, Barus dan Air Bangis, Abu Beureueh bertanya kenapa propinsi kami dibubarkan?" terang Mawardi mengutip pertanyaan Abu Beureueh saat itu. 

Lanjutnya, jawaban Pusat mengagetkan Abu Beureueh sebab Aceh terlalu kedaerahan dan mempertahankan adat istiadat. Abu Beureueh berkata dengan penuh kebanggaan, ketahuilah sejarah dan adat budaya kami sudah ribuan tahun. 

"Sejak hari ini hingga akhir masa kebaikan kami bangsa Aceh kalian balas dengan air tuba setiap kami melihat kalian maka kalian adalah orang yang tidak tahu terima kasih dan jika kalian melihat kami kalian melihat dengan penuh kebencian akan adat istiadat kami. Kita tidak akan pernah bisa berdamai selamanya," ujar Abu 
Beureueh kala itu.

Peusaba juga mengingatkan bahwa Kawasan Darul Makmur Gampong Pande harus didirikan kembali Replika Istana. 

"Peusaba juga meminta kepada Gubernur Aceh dan Walikota Banda Aceh agar setelah Hari Raya Haji seluruh kawasan Istana Darul Makmur Gampong Pande sudah bersih untuk dapat dibuat Replika Istana Darul Makmur Gampong Pande kembali Istana indah yang mempesona," pintanya.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini