-->








Berpolemik, Ini Penjelasan Mahfud MD Soal Daerah Sejarah Garis Keras Pendukung Prabowo-Sandi

29 April, 2019, 10.21 WIB Last Updated 2019-04-29T03:21:56Z
Video yang menunjukkan ucapan Mahfud MD tersebut beredar luas di sosial media. Menanggapi hal tersebut, Mantan Sekretaris BUMN yang berasal dari Sulawesi Selatan rupanya tak terima. 

JAKARTA - Pernyataan Mahfud MD terkait kemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menuai kontroversi. Sebelumnya, ia menyebutkan bahwa paslon nomor urut 02 menang di daerah-daerah yang memiliki sejarah garis keras terkait hal agama.

Video yang menunjukkan ucapan Mahfud MD tersebut beredar luas di sosial media. Dalam video tersebut, Mahfud juga mengatakan bahwa kemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 sulit dibantah.

"Kemenangan Park Jokowi ya menang dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun," ujar Mahfud. "Tapi kalau dilihat sebarannya kan di beberapa provinsi yang panas, kalah."

"Dan itu diidentifikasi tempat-tempat kemenangan Pak Prabowo adalah diidentifikasi yang dulunya dianggap sebagai provinsi garis keras dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga," lanjutnya. "Saya kira rekonsiliasi menjadi penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu. Karena buktinya kemajuan dari tahap ke tahap kita raih karena kebersatuan.

"Menanggapi hal tersebut, Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu yang berasal dari Sulawesi Selatan rupanya tak terima. Melalui akun Twitter miliknya, Said meminta klarifikasi dari pernyataan Mahfud, terutama soal penyebutan Sulawesi Selatan sebagai daerah agama garis keras.

"Mohon maaf prof @mohmahfudmd, saya berasal dari Sulsel, mhn jelaskan indikator yg prof gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang2 garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami," tulisnya. "Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI utk menjaga kehormatan. Inikah yg dianggap keras?"

Sadar akan kontroversi yang terjadi, Mahfud menjelaskan pernyataan tersebut lewat akun Twitter pribadinya. Menurutnya, istilah garis keras itu sama dengan fanatik atau kesetiaan yang tinggi.

"Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik. Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram. Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun," jelas Mahfud. "Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau."

"Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura. Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan," lanjut Mahfud. "Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik."[WowKeren] 
Komentar

Tampilkan

Terkini