-->








Politis, GAM Independen Pertanyakan Ajakan Referendum Mualem

30 Mei, 2019, 14.34 WIB Last Updated 2019-05-30T07:34:00Z
BANDA ACEH - GAM Independen menghimbau kepada seluruh masyarakat Aceh agar tidak ikut jebakan provokasi atas statement Muzakir Manaf atau Mualem yang juga Ketua Dewan Partai Aceh (DPA PA) dan Komite Peralihan Aceh (KPA). 

"Karena menurut amatan kami, statement Mualem mengajak masyarakat untuk referendum adalah sarat kepentingan politik pribadi dan keresahan-keresahan akibat terlalu ambisius untuk memenangkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada periode 2019-2024," kata Presidium GAM Independen, Tgk. Sufaini Usman Syekhy melalui pesan whatsapp, Kamis (30/05/2019). 

Menurut Syekhy, ini bukan untuk kepentingan bangsa Aceh dan perjuangan Aceh, lebih jauh lagi karena efek kekecewaan yang sangat dalam akibat kekalahan Prabowo di Pilpres 2019 secara nasional sehingga Prabowo gagal lagi menjadi presiden.

"Selain dari persoalan Pilpres, Muzakir Manaf juga gagal memperjuangkan Partai Aceh (PA) untuk mempertahankan raihan kursi caleg Partai Aceh (PA) di tingkat DPRA dan DPRK, karena Mualem lebih fokus memenangkan capres dan cawapres serta caleg DPR RI yang diusung oleh Partai Gerindra," sebutnya. 

"Kepercayaan masyarakat terhadap Mualem maupun Partai Aceh semakin merosot sehingga Partai Aceh gagal mempertahankan kursi yang ada," imbuh Syekhy. 

Diungkapkannya juga, ada indikasi Mualem melakukan pertemuan khusus dengan Titik Soeharto untuk membahas pernyataan referendum untuk Aceh. "Saya pertanyakan, apa pantas anak Soeharto mendukung kepentingan-kepentingan Aceh?" ketusnya bertanya. 

Masih kata Syekhy, kemudian ada indikasi keinginan pihak lain untuk menyatakan pernyataan tersebut, supaya ada perhatian dalam gugatan yang dilayangkan oleh pihak Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi di MK. 

"Tentu kita sangat miris kepentingan-kepentingan pihak lain membuat Mualem siap membuat pernyataan provokatif yang dianggap tidak pantas diungkapkan pasca pemilu," tandasnya. 

Pernyataan Mualem, kata Syekhy, tidak perlu dibesar-besarkan. Karena itu bicara orang yang tidak menerima kekalahan, sehingga membuat sensasi di tengah kedamaian Aceh yang sudah berjalan 14 tahun pasca MoU Helsinki. Masyarakat tidak perlu risau dengan pernyataan Mualem, lebih baik diabaikan saja. 

Menurutnya, pernyataan ini hampir sama seperti yang digaungkan oleh Amin Rais  menyebutkan akan melakukan people power. Untuk menghindari akan terjadinya hal-hal dianggap melanggar hukum lebih baik Mualem mencabut pernyataan referendum tersebut.

"Kalau saja Mualem orangnya cerdas, seharusnya kekalahan Prabowo pada Pilpres, Mualem bersikap lebih arif dalam menyikapinya. Sebaiknya para pendukung fanatik Prabowo, lebih mantap menyampaikan himbauan supaya semua pihak memberikan apresiasi kepada Presiden Jokowi terpilih periode ke 2. Dan lebih baik Mualem menghimbau kepada masyarakat untuk tidak ikut dalam people power," saran Syekhy. 

"GAM dan masyarakat tidak perlu ikut-ikutan untuk melakukan pelanggaran hukum. Karena Kepolisian RI dan jajaran seluruh Indonesia khususnya Polda Aceh, bisa menindak terhadap siapapun yang melanggar hukum.
Kami tetap ingin menjaga dan membina perdamaian Aceh yang abadi dan kami menolak segala bentuk ajakan yang dapat menciderai perdamaian Aceh antara RI dan GAM," demikian tanggapan GAM Independen menyikapi pernyataan Mualem yang terkesan sangat tidak bijak dan elegan.[*/Red] 
Komentar

Tampilkan

Terkini