-->








Akmal Ibrahim: Jangan Emosi Karena Perbedaan

24 Agustus, 2019, 21.07 WIB Last Updated 2019-08-24T14:07:37Z
ABDYA – Bupati Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim mengatakan tidak semua hal seseorang itu harus bersatu, karena setiap orang memiliki perbedaan, baik pemikiran, ide maupun gagasan. Namun demikian, ada hal-hal lain yang mengharuskan seseorang itu untuk bersatu, yaitu bersatu dalam hal-hal prinsip yang bersifat ideologi seperti pancasila dan hukum di negara Republik Indonesia.

Hal tersebut disebut Akmal Ibrahim saat memberikan sambutan pada acara muscab IV MPC Pemuda Pancasila Kabupeaten Abdya di Aula Arena Motel, Gampong Kuta Tuha, Kecamatan Blangpidie, Sabtu (24/08/2019). 

"Saya senang dengan Pemuda Pancasila sebagai pemersatu, bersatu sekali kita juga tidak mungkin, bersatu itu dalam hal-hal yang prinsip yang sifatnya ideologi seperti Pancasila, itu keputusan final ideologi negara. Kemudian bersatu dalam hukum, itupun keputusan final di negara kita,” ujar Akmal. 

Bupati yang mantan wartawan senior itu menjelaskan lagi, diluar prinsip-prinsip ideologi dan hukum, setiap orang boleh untuk berbeda pendapat, termasuk dalam berekpresi melalui media sosial. 

"Kalau tadi pak ketua Puteh bilang di Abdya paling aktif dimedia sosial, Alhamdulillah itu sangat bagus, sepanjang tujuannya konstruktif, sebab negara kita menjamin kebebasan berekspresi, namun ekspresi ini dibatasi oleh hukum dan tidak merugikan orang lain, mencelakai orang lain, baik dalam lalu lintas kepentingan, dan kenegaraan. Jadi kebebasan itu dibatasi oleh hak orang lain,” terang Akmal. 
Dia juga menambahkan, sebetulnya bersatu itu bisa dalam banyak hal, apalagi dalam agama juga disebut berlomba-lombalah dalam kebaikan. Namun demikian demikian, perbedaan juga merupakan rahmad bagi manusia. 

"Ada banyak hal kita bersatu dan banyak hal juga kita bisa berbeda, itulah namanya dinamika, kita terima perbedaan itu sebagai warna-warni yang indah, tapi jangan emosi karena perbedaan, baik-baik sajalah. Pilpres, Pileg itu dinamika politik, biasa saja. Kita sikapi perbedaan itu dengan enak dan nyaman,” ajak Akmal. 

Dia menerangkan, ideologi politik itu sebenarnya sebuah kebaikan, bukan kepentingan secara ilmupun sebutnya, ilmu yang paling mulia diatas ilmu-ilmu yang lain adalah ilmu politik. Sebab politik itu berbicara bagaimana kekuasaan untuk mencapai tujuan bersama, baik kesejahteraan dan keadilan. 

"Tidak mungkin politik itu tanpa kekuasaan, maka kekuasaan itulah untuk mencapai tujuan kesejahteraan dan keadilan bersama. Ini tidak, kalian buat definisi politik sesuai dengan diri kalian sendiri, pening kita, sifat olahpun juga kalian anggap politik,” tutur Akmal. 

Oleh sebab itu, Akmal berpesan agar masyarakat Abdya menghargai perbedaan dan saling menghargai satu sama lain, sehingga masyarakat Abdya senantiasa menjadi masyarakat berbudaya dan saling hidup berdampingan secara rukun dan nyaman. 

"Mari kita menerangkan perbedaan ini dengan enak, kalau perbedaan ini bisa dijalani dengan baik, pasti dia akan enak, makanya Allah dan Rasul kita mengatakan perbedaan ini adalah rahmad,” tutup Akmal.[Adi S]
Komentar

Tampilkan

Terkini