-->








Lokasi Transmigrasi Warga Kulonprogo di Simeulue Barat Sudah Terpasang Listrik

07 September, 2019, 10.09 WIB Last Updated 2019-09-07T03:09:06Z
Salah satu rumah transmigran.

SIMEULUE - Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Sigulai Desa Sigulai Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh tidak ada kendala dengan penerangan, sehingga para transmigran dan juga calon transmigran akan ditempatkan tahun ini. Karena daerah tersebut sudah terpasang jaringan listrik PLN. Bahkan komunikasi melalui handphone sangat bagus dan tidak ada area blankspot.

Kasi Penyediaan Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Kabupaten Kulonprogo Totok Hermawan, SE, menyatakan hal itu saat melakukan ceking kesiapan perpindahan dan penempatan transmigrasi 2019 bersama Kementerian Desa PDT Transmigrasi, Pemda DIY dan Kabupaten se-DIY di Simeuleu, Jumat (06/09/2019).

"Pembangunan calon rumah tinggal transmigran dari jatah 50 rumah, baru selesai 36 rumah, karena pengiriman bahan yang terlambat. Kulonprogo memperoleh kuota 4 KK tahun 2019 ini. Diharapkan akhir tahun ini calon transmigran dapat dikirim ke lokasi bersama dengan kabupaten lainnya di DIY," kata Totok.

Bupati Simeulue Erli Hasyim, SH, S.Ag, MIKom, saat menerima rombongan menyatakan, dengan bertambahnya warga masyarakat Simeuleu dari para transmigran diharapkan akan menambah anggota DPRD yang saat ini hanya 20 anggota. Transmigran dari Jawa mampu memanfaatkan lahan yang diberikan, karena tanahnya masih sangat subur terlebih curah hujan tinggi, tak ada musim kemarau, paling lama seminggu kemudian turun hujan.

"Pemerintah sangat konsen dengan lokasi transmigran, jaringan PLN sudah masuk, kemudian akan kita bangun irigasi besar agar warga tidak lagi hanya memanfaatkan air sungai dan air hujan, kebutuhan air sangat penting sekali," ucap Erli.

Dalam kesempatan tersebut rombongan juga bertemu warga transmigran yang sudah tinggal sejak 2018 lalu. Sutarto warga Sidomulyo Pengasih yang merasa betah, sebab tanahnya sangat subur. Pekarangan rumahnya sudah rimbun dengan tanaman timun, bahkan hari itu baru saja menjual hasil panenannya ke pasar.

"Alhamdulilah betah di sini. Saya baru mengolah pekarangan sekitar rumah dengan timun dan baru saja dijual di pasar. Kendala yang dihadapi masih adanya hewan peliharaan bebas berkeliaran, jadi harus buat pagar yang kuat," ungkap Sutarto.[krjogja.com]
Komentar

Tampilkan

Terkini