-->








Profesor Unimed: Lebih dari 33,4 Juta Penduduk Indonesia Kekurangan Air Bersih

12 September, 2019, 07.04 WIB Last Updated 2019-09-12T00:04:47Z
DELI SERDANG - Gencarnya pembangunan fisik yang dilakukan pemerintah dewasa ini tidak diimbangi dengan pemerataan akses air bersih dan layak minum, berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencatat bahwa capaian akses air bersih saat ini di Indonesia 72,55 %. Angka ini masih di bawah target Sustainable Development Goals (SDGs) yakni sebesar 100 persen. 

Untuk menekan hal tersebut, Profesor Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan Prof. Herbert Sipahutar, MS., Ph.D melakukan kerja nyata di masyarakat sekitaran kampus. 

Kegiatan pemenuhan kebutuhan air bersih dengan konsep penyaringan dengan teknologi nano partikel yang diberikan langsung kepada masyarakat pada Rabu (11/09/2019), di Desa Kampung Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Kegiatan yang ditandai dengan penyerahan seperangkat system pengolahan air bersih mulai dari proses pengelolaan air tanah hingga sampai menjadi air layak konsumsi. 
Kegiatan ini bermula dari riset yang dilakukan oleh peneliti dari Unimed yang mendapatkan hasil bahwa air di kawasan Percut Unimed tidak memenuhi baku mutu sebagai air yang layak di konsumsi. Hal ini ternyata menjadi bagian dengan kondisi air yang ada di Indonesia.

Oleh karena itu kampus merasa terpanggil untuk memberikan solusi nyata untuk mengatasi permasalahan yang dialami masyarakat akan kebutuhan air bersih.

"Jadi konsepnya air sumur yang digunakan warga kita saring dengan menggunakan teknologi nano sehingga air dapat bersih. Untuk memastikan sterilitas air kita tidak gunakan kaporit, karena biasanya masyarakat tidak suka air yang beraroma sehingga kita ganti dengan teknologi sinar ultra Violet (UV)," papar Guru Besar yang lama menimba ilmu di negara  Napoleon Prancis tersebut.

Didampingi anggota tim, Prof. Dr. Makmur Sirait, MS dan Anggraini, SE., M.Si, Hebert menambahkan kegiatan ini tidak dilakukan secara dadakan akan tetapi melalui proses yang panjang mulai dari riset sampai di beberapa lokasi kita berikan sistem penyaringan ini. Diantaranya di rumah ibadah dan kelompok rumah tangga serta kelompok usaha masyarakat.

"Sudah ada beberapa titik lokasi di Kecamatan Percut Sei Tuan ini yang kita lakukan penyaringan air tanah, bahkan di mushola Al Ikhlas saat ini sudah menjual air galon langsung minum yang sudah dapat dinikmati masyarakat dan menjadi income generate bagi mushola," tandas Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Trisni salah seorang warga mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus yang mau turun langsung menyahuti permasalahan warga. Karena air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat , apalagi para pelaku usaha kuliner . 

" Selama ini kami tidak mengetahui bahwa air yang kami gunakan banyak kandungan logam, detergen  serta aroma lumpur, dalam waktu lama dapat merusak kesehatan. Dan dengan diberikannya alat penyaring otomatis ini air yang biasanya keruh langsung bersih dan tidak berbau sehingga konsumen yang awalnya ragu-ragu menjadi percaya dengan kebersihan produk kami," ungkap pengusaha tahu "Mbak Trisni".[*/Red]

Komentar

Tampilkan

Terkini