Batu akik jenis solar dalam kontes di Banda Aceh, Sabtu (7/9/2019). Foto: Suparta/acehkini
BANDA ACEH - Kontes batu akik di Aceh kembali digelar setelah empat tahun terakhir tak pernah terdengar lagi gaungnya. Apakah ini pertanda tren batu akik kembali menggeliat?
Sebanyak 250 peserta dari berbagai daerah ambil bagian dalam Kontes Batu Cincin 2019 yang digelar di sebuah warung kopi di kawasan Blang Padang, Banda Aceh, Sabtu (7/9). Selain kontes, juga digelar pameran batu akik pada acara yang berlangsung selama dua hari itu.
Untuk kontes, kelas yang diperlombakan antara lain indocrase (solar), nephrite, black jade, cempaka, bacan, serta berbagai jenis batu alam lainnya dari dan luar Aceh.
"Kita berharap, kontes ini bisa mendongkrak kembali pamor batu Aceh, selain ajang silaturahmi antarkomunitas serta pencinta batu cincin Aceh. Nanti batu-batu itu akan dinilai oleh tiga orang juri," kata ketua panitia lomba, Afrizal Ahmad.
Afrizal mengatakan, pemenang kontes akan diganjar hadiah uang. Bahkan, nilai hadiahnya mencapai Rp 5 juta untuk setiap kategori.
Batu akik asal Aceh, terutama jenis biosolar, sempat menjadi barang yang paling diburu oleh para pencinta batu akik Nusantara. Bahkan, saat itu harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah untuk satu batu yang sudah jadi.
"Sebenarnya sampai sekarang masih ada saja pemburu batu. Di Aceh, jenis batu solar tetap menjadi andalan," jelas Rida, seorang pencinta batu akik.
Soal harga, menurut Rida, dari dulu untuk batu akik juga tidak ada standar pasti.
"Itu kembali kepada pembelinya. Misalnya kita tawar Rp 2 juta, kalau orangnya senang pasti akan membeli. Tapi kalau tidak suka, kita tawar Rp 100 ribu juga dia tidak mau," jelas Rida.
Rida menambahkan, nilai jual batu pemenang kontes akan naik dengan sendirinya, apalagi bila telah memenangkan lebih dari sekali dalam kontes berbeda.
"Dulu waktu masih booming, bisa laku di atas Rp 50 juta untuk batu yang menang kontes," jelasnya..
Lihat foto:
Batu jenis lumut yang menggoda dilombakan dalam Kontes Batu Cincin 2019, di Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
[Kumparan]