-->








Diduga Lakukan Pungli di Pelabuhan Kuala Langsa, Ini Penjelasan PT Pelindo I

01 November, 2019, 19.20 WIB Last Updated 2019-11-05T09:10:09Z
LANGSA - Sejumlah masyarakat menduga pengutipan biaya tiket masuk ke Pelabuhan Kuala Langsa yang dilakukan karyawan PT Pelindo I (Persero) disinyalir sebagai bentuk pungli. Hal itu dikarenakan aliran biaya masuk tersebut tidak diketahui kemana. 

Seperti yang disampaikan Rahmat, warga Gedubang Aceh, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa kepada sejumlah awak media, Jum'at (01/11/2019), di Langsa.

"Kami heran, setiap masuk ke Pelabuhan Kuala Langsa selalu diminta membayar tiket masuk oleh petugas di Pintu Gerbang Pelabuhan. Tapi pada saat kami tanya kepada petugas pengutipan apakah ini ada setoran pemerintah daerah, petugas itu tidak mau menjawab," ujar Rahmat. 

Untuk memberikan informasi kepada publik, sebgaimana keluhan warga di atas. Awak media melakukan konfirmasi kepada Manajer PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Cabang Lhokseumawe Kawasan Kuala Langsa, Nova Indrawan, melalui selularnya.

Dijelaskan Nova, pengutipan tiket masuk kawasan Pelabuhan Kuala Langsa bukan pungli. Hal itu, sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 30 tahun 1999, tentang Mekanisme Penetapan Tarif dan Formulasi Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhan Pada Pelabuhan Yang Diselenggarakan Oleh Badan Usaha Pelabuhan.

Dimana tercantum, PAS masuk kawasan Pelabuhan Kuala Langsa, untuk perseorangan Rp 500 rupiah. Kenderaan roda dua Rp 500 rupiah, Jeep/Sedan Rp 1.000 rupiah dan Truck Rp 2.000 rupiah.

"Kami perusahaan BUMN. Setiap pemasukan akan disetor ke Negara. Termasuk dari hasil PAS masuk pelabuhan Kuala Langsa," urai Nova.

Sebagai contoh, dia menyebut besaran setoran bulan Oktober 2019. Sesuai nota tagihan pemakaian PAS pelabuhan, tanggal 1-15 Oktober 2019, senilai Rp4.695.002. Pendapatan tersebut dari PAS masuk pelabuhan, dengan rincian 3.345 orang, 3.345 kenderaan roda dua dan 1.350 kenderaan jenis Jeep/Sedan.

"Saat ini kami untuk mencukupi kebutuhan operasional/biaya pegawai saja tidak cukup. Makanya menjadi Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Cabang Lhokseumawe," ulas Nova.

"Kami disubsidi Cabang Lhokseumawe dalam hal operasional. Belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sendiri," pungkas Nova Indrawan.[Sm] 
Komentar

Tampilkan

Terkini