-->








Ini Permintaan Perwakilan Keluarga Sultan Jamalul Alam Untuk Penyelamatan Situs

28 November, 2019, 10.30 WIB Last Updated 2019-11-28T03:30:47Z
BANDA ACEH - Perwakilan Keluarga Sultan Sayyid Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail bersama Keuchik, para tokoh dan masyarakat Gampong Baru Banda Aceh mengunjungi Situs Cagar Budaya Makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir, Rabu (27/11/2019).

Kunjungan ini dilaksanakan sebagai lanjutan dari acara pertemuan bersama para tokoh Gampong Baru malam sebelumnya yang membahas upaya penyelamatan Situs Cagar Budaya Makam Sultan Jamalul Alam yang juga merupakan cucu dari Rasulullah SAW.

Cut Putri yang turut hadir sebagai perwakilan Keluarga Sultan Jamalul Alam beserta rombongan cukup kaget karena melihat di lokasi bahwa pagar di sekeliling situs cagar budaya tersebut telah dirubuhkan dan dicabut oleh pihak tertentu dan tanpa ijin koordinasi dengan gampong.
BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) pun segera dihubungi dan Tim BPCB segera tiba di lokasi. BPCB menyampaikan kepada keuchik dan warga sekitar bahwa segala bentuk pembangunan apapun dalam area cagar budaya harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak BPCB agar kegiatan tidak merusak situs cagar budaya.

Terlihat bahwa dapur Warung Bakso Hendra Hendri yang beberapa hari lalu hangus dalam peristiwa kebakaran rupanya sekarang sudah dibangun kembali atap permanen. Padahal seperti diakui sendiri sebelumnya oleh pemilik Warung Bakso Hendra Hendri dalam rapat warga, bahwa dapur tersebut dibangun diatas Tanah Waqaf Cagar Budaya Poteu Jamaloy dan tanpa sertifikat.

Keuchik Gampong Baru pun dengan tegas meminta penghentian sementara segala macam pembangunan di sekitar area cagar budaya sampai ada kejelasan status tanah.
Cagar Budaya Kompleks Makam Keluarga Sultan Jamalul Alam yang dulu berada di area yang cukup luas kini penuh sesak dengan bangunan warga. Kini, Makam Sultan Jamalul Alam justru berada di belakang dan terjepit diantara toilet-toilet warga. Sedangkan makam keluarga Sultan Jamalul Alam di sekitarnya telah hilang ditimbun di bawah bangunan warga. 

Hal yang sangat menyedihkan seakan Aceh telah lupa dengan jasa-jasa mulia para ulama dan umara nya  terdahulu.[*/Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini